GP Ansor Meriahkan Halal bihalal GKR Karawang
NU Online · Senin, 24 September 2012 | 04:55 WIB
Karawang, NU Online
Untuk meningkatkan persaudaraan lintas iman, Gereja Kristus Raja (GKR) Kabupaten Karawang mengadakan kegiatan halal bihalal, Ahad (23/9/2012) malam di halaman GKR di Jalan Pasundan, Karawang.
<>
Dalam acara yang diisi dengan pentas seni tersebut, hadir perwakilan dari GP Ansor Kabupaten Karawang, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ), Oi, pengurus Pesantren Bani Ali Rengasdengklok, Ahmadiyah, tokoh Hindu, tokoh Budha, Kristen dan undangan lainnya.
Pada kesempatan tersebut, GP Ansor turut menyumbangkan kreasi seninya dengan membawakan beberapa lagu bertema nasionalisme.
Ketua panitia, Hendro mengatakan, kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap tahun. Berbeda dengan tahun sebelumnya, acara tersebut dikemas dengan acara halal bihalal.
"Kalau tahun lalu nama acaranya pelangi nusantara. Karena, kegiatan ini masih dalam suasana bulan Syawal, nama kegiatan ini sekarang adalah halal bihalal," kata Hendro yang juga tokoh muda Katolik Karawang ini.
Diteruskannya, kegiatan tersebut dilakukan untuk mempererat persaudaraan antar pemeluk agama. Agar, kerukunan umat beragama, tetap tercipta di Karawang. "Yang hadir dalam acara kita sekarang, baru beberapa ornamen seperti GP Ansor, PMII, Kristen, Katolik, Ahmadiyah, Hindu dan lainnya. Mudah-mudahan, tahun depan bisa lebih meriah lagi dan kerukunan umat beragama tetap terjaga di Karawang," ucapnya.
Ditemui di tempat yang sama, sekretaris GP Ansor Kabupaten Karawang, Ade Permana mengatakan, ini merupakan salah satu gerakan kultur yang dilakukan oleh GP Ansor. Tidak membeda-bedakan suku, ras maupun agama. "Karena, Indonesia dipererat budaya toleransi antar warganya. Kegiatan ini, merupakan tradisi yang patut diapresiasi, untuk menciptakan kerukunan umat beragama di Indonesia, khususnya di Karawang," tuturnya.
Ade melanjutkan, tradisi ini harus terus dilaksanakan, sebagai implementasi nilai-nilai kebangsaan dan keislaman. "Karena, kebudayaan ataupun tradisi, tidak mengenal ras maupun agama. Ini harus terus dilanjutkan," pungkasnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Ahmad Syahid
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
5
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua