Gagal Serang Amaliah Aswaja, Tokoh NU pun Jadi Sasaran
NU Online · Ahad, 27 Mei 2018 | 15:45 WIB
Saat ini serangan gencar dilakukan kelompok yang ingin merongrong eksistensi Jam'iyyah Nahdlatul Ulama dengan amaliah Ahlussunnah wal Jama'ah yang dipegang erat oleh organisasi para ulama Indonesia ini. Dengan berbagai macam cara baik melalui dunia nyata maupun dunia maya, kelompok-kelompok ini terus melakukan propaganda agar NU dan jama'ahnya tercerai berai.
Kondisi ini harus disadari dan menjadi perhatian seluruh pengurus dan warga NU. Para pengurus bermodal arahan para ulama dan kiai harus mampu membendung gelombang propaganda ini dengan memberikan pemahaman berkelanjutan kepada warga. Warga NU pun harus sadar dengan terus menempa diri dengan pemahaman dan keyakinan dalam ber NU sekaligus mengarahkan para generasi penerus untuk terus mencintai NU.
Fenomena ini diutarakan Ketua Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Provinsi Lampung Hj Malikhah Sa'adah melalui pesan tertulis kepada NU Online di sela-sela ibadah umrah di tanah suci Makkah, Ahad (27/5).
Dulu ia sempat bertanya-tanya kenapa para tokoh NU seperti KH Ma'ruf Amin dan KH Said Aqil Siroj sering kali menjadi bahan bully (caci maki) di media sosial. Berbagai tuduhan negatif sering dialamatkan kepada Rais 'Aam dan Ketum PBNU ini.
"Bahkan sering sekali pidato-pidatonya dipotong-potong. Yang terakhir pertemuan beliau dengan guru besar Al Azhar dipotong dan diterjemahkan semau-maunya.Tak jarang saya menerima WA yang isinya provokatif, menghasut untuk membenci beliau," ujar Ning Malikhah, sapaan akrabnya.
Setelah mengamati dan mencari akar permasalahannya, ia pun menemukan jawabannya. Apalagi setelah ikut Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) ia menemukan jawaban bahwa ternyata warga NU yang telah lama diserang amaliah kesehariannya seperti yasinan, tahlilan, maulid dan sebagainya tidak pernah goyah dan mampu menjawab dengan hujjah naqli wa aqli (dalil tertulis dan akal).
"Para kiai mampu memberikan pemahaman yang jelas dan sanad yang konkrit bagaimana pemikiran nahdliyin dan keilmuannya hingga sanadnya sampai ke Rasul. Maka habislah semua cara untuk menghancurkan NU," terangnya.
Setelah tidak berhasil menyerang melalui amaliahnya dan mengetahui betapa kokohnya keyakinan dan pemahaman warga NU, kelompok ini pun menempuh jalur lain dengan memunculkan gerakan fitnah dan membunuh karakter tokoh-tokoh NU.
"Modus baru ini rupanya lumayan mustajab. Terbukti ada warga NU yang terpengaruh dengan membuat NU garis lurus, garis keras dan sebagainya bahkan ada yang berprinsip bukan NU-nya Kiai said tapi NU-nya Mbah Hasyim Asy'ari," ungkapnya.
Inilah yang menjadi tugas bersama pengurus dan warga NU untuk menjernihkan pikiran dan kembali menata barisan agar NU tetap solid dan tidak tercerai berai. Warga NU harus sadar sesadar-sadarnya bahwa kondisi ini merupakan provokasi dari pihak-pihak yang ingin NU hancur.
"Mereka khususnya para pengusung negara khilafah menggunakan prinsip bahwa untuk membuat negara khilafah maka harus menghancurkan NKRI dan NKRI tidak akan mati selama NU masih berjaya. Maka matikan kepalanya niscaya badan dan ekornya ikut mati," pungkasnya. (Red: Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
3
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
4
Gus Baha Ungkap Baca Lafadz Allah saat Takbiratul Ihram yang Bisa Jadikan Shalat Tak Sah
5
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
6
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
Terkini
Lihat Semua