Daerah

Fakultas Ushuluddin Retas Jalan Integrasi Pesantren dan IAIN

NU Online  ·  Senin, 29 September 2014 | 09:05 WIB

Semarang, NU Online
KH Abdul Ghaffar Rozin yang lazim disapa Gus Rozin mengingatkan Institut Agama Islam Negeri Walisongo untuk melanjutkan semangat intelektual pesantren. Karena, IAIN  Walisongo secara historis maupun keilmuan, sulit dilepaskan dari pesantren di Jawa Tengah.
<>
“IAIN Walisongo awalnya dibentuk memang untuk melanjutkan keilmuan santri pascapesantren,” kata Gus Rozin di hadapan ratusan peserta yang menghadiri halaqah harlah ke-44 Fakultas Ushuluddin, Senin (29/9).

Selain itu, roh pesantren yang berkenaan dengan moralitas juga masuk ke dalam fakultas Ushuluddin Fakultas ini memang diadakan untuk membangun paradigma keilmuan yang dinamis, berpikir kritis, dan dialektis.

"Untuk kembali merekatkan hubungan pesantren dengan fakultas Ushuluddin, perlu diadakan dialog terus-menerus," tambah Gus Rozin.

Sementara narasumber kedua Dr Musahadi menegaskan pentingnya integrasi antara pesantren dan perguruan tinggi dalam konteks pembangunan karakter bangsa. “Pasalnya, pesantren ibarat harta itu luar biasa bagi pembangunan mental," papar Musa.

Tampak hadir dalam halaqah ini Rais Syuriyah NU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh, Ketua NU Jateng Abu Hafsin Umar, mahasiswa IAIN Walisongo, delegasi pesantren sekaresidenan Semarang, dan pengurus cabang RMI seprovinsi Jawa Tengah. (M Zulfa/Alhafiz K)