Daerah

Dua Hal Berharga di Balik Kirab Koin NU

NU Online  ·  Jumat, 1 Juni 2018 | 08:20 WIB

Dua Hal Berharga di Balik Kirab Koin NU

Katib PCNU Jombang Ahmad Samsul Rijal

Jombang, NU Online
Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, Jawa Timur Ahmad Samsul Rijal menegaskan, terdapat pelajaran sekaligus penegasan penting yang tak bisa dielakkan dalam kegiatan Kirab Koin NU.

"Apa yang ditinggalkan di Jombang khususnya selain perolehan nominal dari Kirab Koin NU senilai 102.807.000  yaitu pelajaran dan penegasan," katanya, Jumat (1/6).

Pelajaran yang ia maksud adalah Kotak Infaq (Koin) NU sebagai instrumen pemanfaatan uang receh yang kerap dianggap tidak penting untuk diinfaqkan kepada organisasi Nahdlatul Ulama demi mewujudkan keberdayaan jamaah jam'iyah.

"Jadi, kuncinya Koin NU sebagai instrumen keberdayaan jamaah dan jam'iyah," tuturnya.

Dikatakan, penggerak Koin NU adalah mereka yang terdidik secara ideologis agar mendalami visi gerakan, bahwa struktur demografi dalam NU menjadi gambaran At-Ta'awwunu wal Ulfatu sebagai dasar nilai organisasi bisa dijalankan. 

"Artinya bahwa nahdliyin bertugas melayani warga di semua bidang dan sektor prioritas. Pada saatnya ketika warga telah terlayani, maka loyalitas atau ketaatan di dalam lingkungan NU akan terbentuk, dan disaat konsolidasi loyalitas itu meningkat, maka loyalitas terhadap NKRI dalam bentuk kedaerahan juga turut terbentuk," urainya.

Dijelaskan, penegasan yang dia kemukakan di atas adalah bahwa jam'iyah NU sangat berbeda dengan organisasi masyarakat (Ormas) lain dalam bentuk apapun. Tidak seperti umumnya membentuk organisasi, NU dibentuk atas dasar Kewajiban untuk dijalankan. 

"Dalam bahasa Mbah Hasyim sudah menjadi kewajiban Ulama. Yakni Islam Aswaja dan NKRI, memerdekakan wadah, membela, melindungi hingga memajukannya. Dalam bahasa Mbah Wahab berperan membangun, bahkan menjadi pelopor," ungkapnya.

Oleh karena tugas yang berat itu, lanjutnya, maka NU harus kuat. Di samping kuat secara organisasi juga termasuk kuat secara ideologis dan epistimologis. 

"Bahkan secara khusus kuat dalam kapasitasnya (sumber keuangan, red) agar bisa menjalankan kewajibannya itu. Maka, membangun kapasitas itu berbasis keanggotaan jam'iyah dari, oleh dan untuk jamaah," ujarnya.

Pada titik ini, jelas dia, Koin NU adalah instrumen sekaligus mekanisme untuk mengembalikan NU pada arus utama pergerakannya, yakni dibiayai oleh anggota (kotak infaq, red) untuk melayani anggota dan mengkonsolidasi organisasi guna menjaga Islam Aswaja dan NKRI. (Syamsul Arifin/Muiz)