Daerah

Difabel Blora Menginspirasi Dunia

NU Online  ·  Rabu, 21 Februari 2018 | 13:30 WIB

Difabel Blora Menginspirasi Dunia

Pak Kandar, penyandang difabel tengah membatik.

Blora, NU Online
Hidup tanpa kedua kaki bukan alasan untuk kami berpasrah dan bergantung kepada orang lain,” begitu penuturan Pak Ghofur, pendiri Difabel Blora Mustika (DBM) beberapa bulan lalu.

Awalnya penyandang disabilitas itu tengah membantu perbaikan gedung SMK NU di Blora, Jawa Tengah. Namun, naas ia mengalami kecelakaan hingga kedua kakinya harus diamputasi.

Pria 33 tahun itu pun kehilangan pekerjaan. Tidak ada yang mau menerima bekerja karena kondisi fisiknya. Sempat putus asa, ia bekerja serabutan untuk menghidupi istri dan kedua anaknya yang berusia 5 tahun dan 8 bulan.

“Saya bingung mau kerja di mana, nggak ada yang mau menerima saya karena saya gak punya kaki,” ceritanya lagi.

Semangatnya kembali muncul saat bertemu Pak Kandar yang kedua tangannya juga diamputasi akibat kecelakaan kerja. Pak Kandar yang kini berusia 58 tahun juga harus bekerja serabutan untuk biaya pengobatan diabetes sang istri serta biaya sekolah putrinya.

Tahun 2011, Pak Ghofur dan Pak Kandar berinisiatif mendirikan UKM Difabel Blora Mustika (DBM) bersama lima orang kerabat mereka yang memiliki kekurangan serupa. DBM menjadi wadah peningkatan kemandirian bagi difabel di Desa Plosorejo, Blora, Jawa Tengah.

“Modal awal kami dari iuran anggota dan hanya cukup untuk membeli peralatan batik sederhana,” kata Pak Ghofur.

Inisiatif keduanya semakin dipercaya banyak orang. Kini tercatat 786 orang difabel dalam tergabung dalam UKM DBM. Mereka terdiri dari difabel kusta, tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita, tuna daksa, tuna mental, psikotik, autis, polio, hidrosepolus, dan amputasi.

Selama ini, kegiatan DBM dilakukan di halaman rumah Pak Kandar yang kondisinya jauh dari layak. Kondisi alat produksi yang sudah tidak memadai pun membuat proses produksi sedikit terhambat.

DBM menjadi satu-satunya harapan bagi ratusan penderita disabilitas di Blora. Banyak di antara anggota DBM yang menjadi tulang punggung keluarga, namun tidak memiliki kesempatan bekerja karena kondisi mereka.

“Meskipun kami tidak punya kesempatan, kami sendiri yang harus membuat kesempatan itu,” tutur Pak Ghofur.

NU Care-LAZISNU berinisiatif melakukan penggalangan dana untuk membantu para difabel agar memiliki alat produksi yang lebih memadai. Penggalangan di antaranya dilakukan melalui Bantu Difabel Blora.

Hingga Januari 2018, pelan-pelan tapi pasti DBM telah memproduksi motif-motif baru kain batik yang mereka produksi. Dengan memanfaatkan teknologi dan internet, Pak Ghofur dan Pak Kandar Bersama tim Difabel Blora Mustika bisa mencari referensi baru terkait peningkatan kualitas produk batik mereka.

Selain itu, hasil penggalangan juga mulai NU Care-LAZISNU salurkan. Rabu 21 Februari NU Care-LAZISNU menggelar Pelatihan Marketing dan Penyaluran Bantuan Alat Produksi. Pelatihan Marketing menghadirkan Pak Solihin, seorang pengusaha dan pengrajin batik asal Pekalongan. 

Dalam pelatihan ini dikenalkan cat warna alami sebagai media batik. Warna ini berasal dari getah daun dan kulit tumbuhan. Ada daun tom atau nilla yang menghasilkan warna biru; kulit kayu tingi menghasilkan warna merah kecoklatan, biji jolawe menghasilkan warna kuning. Keunggulan cat warna alami ini selain ramah lingkungan juga memiliki warna yang khas.

(Baca: NU Care Fasilitasi Pelatihan Batik Difabel Blora)
Sementara bantuan alat-alat produksi di antaranya berupa kain sutra, kain prima, malam, cat warna dan beberapa bahan-bahan produksi lainnya. 

Saya pun bergembira karena pada pembukaan pelatihan dan penyerahan bantuan hadir Wakil Bupati Blora, Arief Rohman. Ia mengatakan dukungannya atas kegiatan tersebut.

"Ini demi kemajuan Difabel Blora Mustika," ungkap Wabup Arief.

Pak Ghofur pada kesempatan itu menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para donatur yang telah membantu Difabel Blora Mustika. Bantuan yang mereka terima memberi semangat untuk terus berkarya menuju kemandirian.

"Bagi kami bantuan dari donatur merupakan suntikan semangat baru untuk membawa DBM semakin dipercaya oleh masyarakat," ucap Pak Ghofur.

Jika para pembaca ingin berkunjung ke rumah produksi DBM akan disambut dengan senang hati oleh Pak Ghofur, Pak Kandar dan para anggota UKM DBM di Jln Hasanuddin, Depan SMP 3 Kamolan Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Pembaca yang tidak bisa datang langsung, dapat memesan hasil produksi batik DBM dengan menghubungi nomor telepon 085727944471.

NU Care-LAZISNU berkeyakinan mereka berhak hidup mandiri dan menghadapi dunia dengan penuh percaya diri. Keyakinan kami lainnya adalah semangat mereka akan menginspirasi dunia. (Moh. Agus Fuat/Kendi Setiawan)