Daerah

Dengan Pondasi Keimanan, Pesantren Al-Falah Jatirokeh Didirikan

NU Online  ·  Kamis, 31 Mei 2018 | 11:45 WIB

Dengan Pondasi Keimanan, Pesantren Al-Falah Jatirokeh Didirikan

Pengasuh Pesantren Al-Falah Assalafiyah Brebes, Kiai Mansyur

Brebes, NU Online
Mendirikan pesantren, tidak semudah membalikan telapak tangan, karena banyak aral melintang. Namun dengan ketelatenan, istiqamah dan dukungan keluarga serta berprinsip mengamalkan ilmu, suatu pondok bisa berdiri kokoh, berkembang dan lestari. 

Seperti yang terlihat di Pesantren Al-Falah Assalafiyah desa Jatirokeh, Kecamatan Songgom, Brebes Jawa Tengah, bisa kokoh berdiri dan berkembang menebarkan Islam rahmatan lil alamin. 

Alhamdulillah, lebih kurang ada 1000 santri,” tutur Pengasuh Kiai Mansyur-demikian sapaan akrabnya- menceritakan, dari seribu santri hanya 800 yang mukim dan yang 200 santri kalong.
 
Ketika berdiri tahun 1984 hanya bisa menggelar pengajian rutin, dan setelah menginjak dua tahun (1986) baru mendapatkan 3 santri yang mukim. Mereka mukim karena berasal dari luar daerah yakni dari Semarang, Tegal, Kuningan sedangkan santri lainnya menjadi santri kalong.

Pesantren yang didirikan Kiai Tarsudi dan dua anaknya Kiai Sofyan dan Kiai Mas Mansyur hingga 2004, tetap saja tidak bisa mendapatkan santri mukim dalam jumlah yang banyak. Baru pada 2005, santri mulai banyak berbarengan dengan penambahan fasilitas sekolah umum yakni SMP dan SMK. 

Selain pembelajaran pesantren salaf pada umumnya, Kiai Mas Mansur mengembangkan ilmunya lewat Pengajian Mujahadah Selasa Manis.  Pengajian ini mendapatkan respon dari para jamaah yang tersebar dari Pemalang, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Purbalingga, hingga Kabupaten Cilacap. 

“Pengajian Mujahadah, berisi dzikir dan doa serta tausiyah dengan tempat secara bergilir ke berbagai daerah,” ungkapnya.

Sedangkan setiap Selasa Wage digelar pengajian Mujahadah di Pemalang dengan pengikut lebih dari 7000 orang. “Panitia setempat, ternyata menghitungnya dengan cara membagikan air mineral kepada setiap pengunjung hingga mencapai 7000 pengunjung,” ungkapnya. 

Pengajian lain berupa pengajian Jumat Pon berupa wirid narik rejeki jalbul rizki, Nisfu Saban, 10 Suro, Rebo Wekasan, dengan amalan yang berbeda beda.

Dalam bulan puasa ini, lanjutnya, digelar pengajian pasaran dengan kajian kitab Tanwirul Kulub, Riyadus Shalihin, Jawahirul Bukhori, Tijan Darori, Nadhom Zubad, dan Durotun Nasikhin. Pasaran tersebut digelar setiap bakda subuh, bakda duhur, dan bakda isya sejak 1 hingga 15 Ramadhan. (Wasdiun/Muiz