Daerah

Cegah Ekstremisme, NU Dawe Hidupkan Ngaji Kitab di Kampung-kampung

NU Online  ·  Sabtu, 27 Mei 2017 | 11:05 WIB

Kudus, NU Online
Membentengi masyarakat dari kaum ekstremis dan radikal, GP Ansor Kecamatan Dawe melaksanakan kegiatan Halaqah Kiai dan Santri Muria Raya di Pesantren Mambaul Falah Piji Dawe, Kudus, Kamis (25/5). Kegiatan ini melibatkan kiai dan santri di desa-desa se-Wilayah Muria.

Ketua Rijalul Ansor Kecamatan Dawe selaku ketua panitia Saifudin menyampaikan, kegiatan ini muncul sebab kekhawatiran akan semakin leluasanya dakwah kelompok ekstremis di masyarakat. Menurutnya, hal itu hanya bisa dicegah dengan menghidupkan kembali kegiatan mengaji di masjid atau mushalla di desa-desa.

Pengajian kitab kuning dengan model badongan ini dianggap efektif dengan disisipi penjelasan yang disesuaikan dengan konteks zaman sekarang di Indonesia.

“Untuk itu kami mengumpulkan para kiai dan santri se-Wilayah Muria agar mereka mau mengaktifkan lagi kegiatan ngaji di desanya,” kata Saifudin.

Saat ini, lanjut Saifudin, di Kecamatan Dawe ada sekitar 50 masjid dan ratusan mushalla. Ulama setempat harus bisa menjaga masjidnya agar tidak kemasukan ideologi radikal dan berseberangan. Halaqah ini dilakukan untuk menyatukan visi dan misi agar para kiai dan alumni pondok pesantren di desa-desa mudah merancang strategi dakwahnya.

“Halaqah ini juga sebagai penambah wawasan nasional tentang ideologi dan agama untuk bisa dijadikan peta strategi dakwah kepada masyarakat di desa,” lanjutnya.

Ketua MWCNU Dawe Jamasri mengimbau agar kader NU terus setia pada Pancasila dan keutuhan NKRI. Ia menyatakan, dalam sejarahnya Indonesia adalah negara damai. Penting untuk mejaga negara ini demi keseimbangan dunia.

Ketua Aswaja Center Kudus Moh Ishlahul Umam mengapresiasi langkah yang diambil oleh GP Ansor Dawe ini. Ia juga mengatakan bahwa menjaga keutuhan NKRI adalah tugas bersama yang penting untuk disuarakan.

“Ini juga merupakan tanggung jawab para kiai dan santri di desa untuk membentengi generasi muda dari ideologi radikal sampai ke pelosok desa,” tutur Umam.

Selanjutnya ia berpesan agar para kiai dan santri mau terjun ke masyarakat dan tidak egois dengan ibadahnya sendiri. Semua pihak diharapkan mau memikirkan nasib umat di masa depan, utamanya untuk membangun Indonesia yang mashlahat. (M Farid/Alhafiz K)