Daerah

Cara Kendalikan Hawa Nafsu menurut Gus Yusuf Chudlori

Sen, 6 September 2021 | 06:45 WIB

Cara Kendalikan Hawa Nafsu menurut Gus Yusuf Chudlori

Cara mengendalikan hawa nafsu, setiap orang harus dipaksa puasa atau menahan diri agar tidak minum dan makan di siang hari. (Foto: Istimewa)

Magelang, NU Online 
Pada dasarnya setiap manusia diberikan nafsu oleh Allah swt untuk membedakan antara manusia dan malaikat sehingga nafsu dalam diri manusia tidak bisa dihilangkan, tapi bisa dikendalikan. Demikian ini disampaikan Pengasuh Pesantren API Tegalrejo Magelang Jawa Tengah, KH Yusuf Chudlori saat mengisi kajian di Radio Fast FM Magelang, beberapa waktu lalu.
 
Ia menjelaskan dua kategori nafsu dalam diri manusia yakni, nafsu lawwamah yang mengarah kepada kejelekan namun jika manusia bisa mengendalikannya menjadi nafsu muthmainnah atau nafsu yang menenangkan jiwa.
 
Dijelaskan, Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin telah memberikan satu gambaran nafsu yang diibaratkan seperti kuda liar. “Kalau bisa mengendalikan nafsu maka kuda itu akan jinak dan bisa kita manfaatkan sebaliknya jika kita tidak bisa mengendalikan maka akan terseret kuda tersebut,” ujar dia.
 
Untuk mengendalikannya bagaimana, kuda tersebut menurutnya harus dicambuk siang dan malam agar manut, kemudian baru diberi makan. Nafsu juga demikian, jangan dituruti, karena cenderung mengarah pada hal-hal negatif. 
 
“Misalnya, malam hari nafsu mengajak kita untuk tidur terus padahal adzan subuh telah berkumandang meski ngantuk harus dipaksa bangun lalu ambil air wudhu, shalat. Kemudian saat siang hari, nafsu akan mengajak kita untuk terus makan kalau kita turuti semua itu ‘ya’ bablas,” katanya.
 
Ia mengatakan, cara mengendalikan hawa nafsu, setiap orang harus dipaksa puasa atau menahan diri agar tidak minum dan makan di siang hari. Nantinya, nafsu tersebut lambat laun akan mengikuti keinginan akal pikiran bukan malah mendominasi.
 
Lalu apa amalan yang ampuh untuk mengendalikan nafsu atau memecah syahwat tersebut? Gus Yusuf mengungkapkan ada dua. Pertama, puasa. Kedua, membaca Al-Qur’an.
 
Pertama, biasakan untuk puasa sunah senin dan kamis, Daud atau puasa setiap hari. “Puasa tiap hari ini hal biasa yang dilakukan para sahabat dan masih lazim di kalangan pondok pesantren. Adapun niatnya lillahi ta’ala, taqorruban illallah atau untuk mendekat kepada Allah swt,” ajak putra KH Chudlori Magelang, Jawa Tengah ini.
 
Kedua, bisa dengan membaca Al-Qur’an dengan rutin sehari tiga sampai lima lembar atau satu juz. “Itu obat yang paling bisa untuk mengendalikan nafsu tetapi kalau untuk menghilangkan nafsu tidak ada amalannya karena itu qudratullah,” jelasnya.
 
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Syamsul Arifin