Daerah

Berkat Salam Mbah Liem

NU Online  ·  Jumat, 11 April 2014 | 02:03 WIB

Tahun 1998, Sriyono bertugas sebagai guru PNS SD di Desa Srikandang, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Dia ingin pindah tugas ke daerah asalnya Klaten, namun dia bayangkan sulit dan ruwetnya birokrasi proses pindah tugas. Kalau pakai uang jelas Pak Sri tidak sanggup dan ia tidak akan melakukan itu. Akhirnya saat pulang ke Klaten dia pun sowan Mbah Liem untuk meminta doa dan amalan. <>

Setibanya di ndalem ke KH Muslim Rifa'i Imampuro atau Mbah Liem, Pak Sri langsung uluk salam dan sungkem Mbah Liem dan Bu Nyai yang kebetulan sedang bersantai di teras rumah. Pak Sri kemudian menyampaikan maksud dan tujuannya sowan.

Mbah niki dalem tugas dados guru wonten Jeporo lajeng kulo bade pindah dateng Klaten sowan dalem bade nyuwun doa kalian amalan-amalan engkang saget lantari gampil ipun pindah kulo,” katanya. (Saya bertugas di Jepara dan ingin pindah ke Kelaten, mohon doa dan amalan agar lancar)

Dongo dewe ndong dewe ae, njaluk neng Gusti Alloh kono dewe,” jawab Mbah Liem. (Berdoa sendiri saja, minta kepada Allah sendiri sana.”

Mendengar jawaban Mbah Liem, Pak Sri Bingung harus bagaimana. Namun pak guru berprinsip belum mau pulang kalau belum dikasih amalan, setelah duduk agak lama akhirnya Mbah Liem tak tega dan minta Bu Nyai dicarikan kertas dan menulis amalan-amalan dan dikasihkan ke Pak Sri. Isi amalan tersebut “ YA ALLOH YA KARIM YA ROHMAN YA ROHIM YA QOWIYU YA MATIN, dibaca setiap habis ashar 100 x magrib 200 x Isak 100 x subuh 200x.

Setelah mendapat amalan dari Mbah Lim, Pak Sri pun berpamitan. Saat berpamitan Bu Nyai Umi As’adah bertanya, “Jeporone ngendi?” (Jeparanya mana?)

“Mbangsri Bu Nyai,” jawab Pak Sri!

Mendengar kalimat mbangsri tiba-tiba Mbah Liem langsung menyahut, “Mbangsri, Mbangsri, Gus Min, Gus Min! Titip salam neng Gus Min yo (KH Amin Sholeh)!” (Sampaikan salam saya untuk Gus Min)

“Njih Mbah,” jawab Pak Sri. Kemudian pak sri pamitan pulang, Mbah Liem pun berdiri mengantar. Saking gembiranya Pak Sri sampai lupa uluk salam dan akhirnya yang mengucapkan salam Mbah Lim sendiri. “Assalamu’alaikum”.

Dengan kaget dan panik Pak Sri pun menjawab “Wa’alaikum salam, ngapunten Mbah kulo kesupe mboten salam.” (Maaf saya kelupaan belum mengucap salam)

Esok harinya Pak Sri kembali ke Jepara langsung menemui Gus Min dan menyampaikan salam dari Mbah Liem. Gus Min beranya, “Kok kowe kenal Mbah Liem, opo santrine?”

“Kulo sering sowan Mbah Liem,” jawab Pak Sri.

“La sampean neng Jeporo tugas opo?”

“Kulo guru PNS di SD Mbangsri dalem aslinipun Klaten, dalem menikio pingin pindah ke Klaten pak yai!”

Yo wis sesuk yen ketemu Pak Dibyo (kepala dinas pendidikan Jeporo saat itu) titip salam ae, engko tak rembuge karo Dibyo.” (Kalau ketemu Pak Dibyo titip salam dari saya)

Keesokan harinya Pak Sri menghadap Pa Dibyo. Pertama Pak Sri menyampaikan salam dari Gus Min selanjutnya menyampaikan maksudnya untuk pindah tugas ke Klaten. Mendengar ia mendapat salam dari Gus Min Pak Dibyo langsung menyetujui dan segera memproses surat pindah Pak Sri.

Kegembiraan yang luar biasa yang dirasakan Pak Sri. Nah ia tetap mengamalkan amalan-amalan dari Mbah Liem meskipun maksudnya hampir telah tercapai.

Pak Sri menginginkan lokasi pindah antara SD di kecamatan Tulung atau Karanganom.

Suatu hari Pak Sri dihubungi pegawai Dinas Klaten yang memintanya untuk menghadap Kadiknas kabupaten Klaten, Pak Pardi saat itu. Akhirnya Pak Sri mendapat tempat di SD karanganom.(A.Mahbub)

 

Ali Mahbub, Ketua PC GP Ansor Kab. Wonogiri