Daerah

Berkah Mondok, Alumni Pesantren Ini Sukses Ternak Ayam

NU Online  ·  Jumat, 12 Juli 2019 | 07:30 WIB

Jombang, NU Online
Kemahiran dan kreatifitas seseorang dalam berusaha bisa datang dari mana saja. Tidak terkecuali dari pondok pesantren. Kenyataannya, tidak sedikit alumni pondok pesantren yang sukses membuka usaha , bahkan jadi pengusaha.

Salah seorang alumni pesantren yang bisa dibilang sukses adalah Basron Al-Ambary. (27). Pria kelahiran Kabupaten Jombang Jawa Timur 27 tahun silam ini, adalah alumni Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang yang sukses beternak ayam.

Kemahiran dalam beternak, ia peroleh sejak mamsih menimba ilmu di pesantren. Di pesantren itulah ia memperoleh banyak pengalaman yang tidak dimiliki oleh kebanyakan santri. Pengalaman tersebut diyakini suatu saat akan berguna bagi dirinya ketika terjun ke masyarakat.

"Pengalaman ini adalah berkah dan pangalaman di pesantren yang diajarkan juga sewaktu mondok di Tambakberas, karena kemandirian, serta kesederhanaan," katanya kepada NU Online di Jombang, Jumat (12/7).

Basron mengakui bahwa ternak ayam yang ditekuni masih belum lama jika diukur dengan usia orang yang belajar dunia usaha pada umumnya. Ia memulai peternakan tersebut pada tahun 2013. Namun karena punya bekal beternak ayam sejak di pesantren, maka tak begitu susah bagi Basron untuk menjalani dan mengembangkannya.

"Sejak tahun 2013 mulai berbisnis ayam. Sebelumnya apapun pekerjaan dilakukan, asal berkah dan mampu untuk kehidupan sehari-hari, lalu akhirnya memilih wirausaha peternakan ayam ini," ungkapnya.

Ungkapan syukur selalu terucap, lantaran dari ternak ayamnya bisa menyekolahkan dan memondokkan adik-adiknya. Tak hanya bisa mondok di kawasan Jombang, satu adiknya mondok di luar Jombang.

"Alhamdulillah bisa untuk menyekolahkan dan memondokan adik-adik,” ujarnya.

Kepada para santri yang masih mondok, ia berpesan untuk tidak bermalas-malasan. Segala ilmu yang diajarkan di pesantren harus ditekuni, tak kalah penting pula perintah serta pesan-pesan kiai harus selalu diperhatikan.

"Dulu di pondok, melakukan apa saja, senang bersih-bersih. Makan juga apa adanya, juga banyak pesan dari kiai agar santri iku kudu isok opo wae, kudu ikhlas, tur yo (akas) alias bekerja keras, agar bisa jadi apapun, asal bermanfaat," ucapnya.

Saat ini ia memiliki puluhan ribu ekor ayam broiler. Sepeninggal kedua orang tuanya, ia menjadi kepala rumah tangga untuk ke tiga adiknya, yakni Kemal , Iqbal, dan Mella. (Syamsul Arifin/Aryudi AR)