Daerah

Berbaik Sangka, Kunci Kebahagiaan Manusia

NU Online  ·  Rabu, 9 Januari 2019 | 13:30 WIB

Berbaik Sangka, Kunci Kebahagiaan Manusia

Kiai Mansur nomor dua dari kanan

Jember, NU Online
Tak perlu heran jika ada orang yang kehidupannya jauh dari agama (Islam), bahkan bermaksiat  kepada Allah,  namun ia mempunyai ‘kemampuan beda’ dibanding masyarakat pada umumnya.  Sebab, itulah  yang disebut  isrtidraj. Yaitu jebakan atau kesenangan yang diberikan Allah kepada orang yang bermaksiat kepada-Nya. Demikian diungkapkan oleh pengasuh Pondok Pesantren  Al-Falah, Desa Ampel, Kecamatan Wuluhan, Jember, Jawa Timur, KH Mansur  Sholeh saat memberikan pengajian kitab Al-Hikam di masjid Quba’, Kelurahan Gebang, Kaliwates, Jember, Selasa (8/1).

Menurut Kiai Mansur, sapaan akrabnya, ada banyak  keistimewaan yang Allah berikan  kepada manusia  dengan tingkatan yang berbeda.  Keistimewaan yang  diberikan kepada Nabi disebut mukjizat. Seorang ulama yang mempuyai keistimewaan dalam perilakunya disebut karomah.

“Jangan lupa dan tak perlu takjub jika ada orang yang tak pernah shalat, tapi begitu dia ngasih air minum kepada orang yang sakit, lalu sembuh. Atau ada orang  selalu berbuat maksiat tapi rezekinya lancar luar biasa. Itu bukan karomah, apalagi mukjizat, tapi istidraj. Dan itu tak perlu  kita heran, dia akan hancur dengan sendirinya,” ucapnya.

Ia menambahkan, kunci penting bagi kebahagiaan hidup manusia bukan terletak pada rezeki yang luar biasa atau perilaku yang dikagumi orang, namun terletak pada hati yang bersih dan selalu husnudz-dzon  (berbaik sangka) kepada Allah.

“Apapun yang kita terima, itulah yang terbaik menurut Allah bagi kita sesuai dengan kondisi kita,” jelasnya.

Pengajian kitab Al-Hikam tersebut diselenggarakan sebulan sekali oleh Majelis Silaturrahim Kiai dan Pengasuh Pondok Pesantren se-Kabupaten Jember. Tempatnya pun berganti-ganti, dan sudah berlangsung hampir 7 tahun, dengan pemateri utama, Kiai Mansur  (Red: Aryudi AR).