Daerah

Berbagai Kegiatan Meriahkan Setengah Abad Mazra’atul Ulum Paciran

NU Online  ·  Rabu, 9 Juli 2008 | 05:03 WIB

Lamongan, NU Online
Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Mazra’atul Ulum Paciran, Lamongan, kini telah berusia setengah abad. Embrio sekolah ini berdiri sejak tahun 1958 yang dulu bernama SRINU (Sekolah Rendah Islam Nahdlatul Ulama) yang kemudian bermetamorfose menjadi MINU, sebutan yang lebih populer sampai sekarang. Lembaga tersebut telah mengelola pendidikan formal dan non formal seperti : TPQ, Ponpes, PAUD, TK, MI, MTs, MA, dan SMA.

Dalam momen ulang tahun emas telah digelar beberapa acara mulai 29 Juni hingga 8 Juli lalu. Diantaranya adalah ziarah kubur ke makam para pendiri (muassis), pentas kreasi anak TK, kirap pelajar & drum-band, khitanan missal, lomba bola voli, temu alumni, lomba karaoke qosidah & puisi, pentas seni, wisuda purna siswa (muwadda’ah).<>

Seperti dilaporkan kontributor NU Online Ahmad Farid, hadir dalam acara pembukaan (opening ceremony) Wakil Bupati Lamongan, Drs. H. Tsalis Fahami, MM. Dalam sambutannya Wabup mengamanatkan pentingnya pendidikan berbasis agama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pada even muwadda’ah (8/7) Syuriah PWNU Jatim, KH Agus Ali Masyhuri juga menyampaikan urgensi pendidikan berbasis spiritualitas. Dalam ceramahnya Gus Ali –panggilan populer KH. Agus Ali Masyhuri - menyinggung fungsi dari firman perdana Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, yakni lafadz Iqra’ (QS Al-Alaq: 1-5).

Menurut penuturan Gus Ali, lafadz tersebut berfungsi sebagai wahana untuk mengenal Tuhan (Rabb), wahana untuk membuka cakrawala pengetahuan, dan wahana untuk membaca fenomena alam semesta.

Dalam ceramahnya seringkali Gus Ali menyerukan untuk membaca sholawat Nabi yang menjadi ciri khas pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo tersebut, sehingga para hadirin seakan terhipnotis untuk menyimak ceramahnya.

Sebelumnya (6/7), juga digelar even temu alumni (reuni) mulai angkatan 1958 sampai angkatan 2008. Dalam acara tersebut dihadiri para alumni dengan beragam profesi seperti politisi, praktisi pendidikan, aktivis LSM, dan lain-lainnya. Acara itu menghasilkan komitmen para alumni untuk lebih peduli terhadap kelangsungan almamater dan perlunya revitalisasi organisasi himpunan alumni sekolah tersebut. (nam)