Pringsewu, NU Online
Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Kabupaten Pringsewu Ahmad Rifai mengatakan di tengah derasnya informasi global yang berpeluang memengaruhi pola pikir masyarakat, warga dan pengurus NU harus meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangan ajaran Islam khususnya pada anak-anak sebagai penerus tongkat estafet kepemimpinan.
"Jangan sampai anaknya orang NU diurusi yang bukan NU. Kita harus memilih guru yang punya riwayat keilmuan yang jelas," tegasnya Kamis (7/12).
Rifai berharap para putra dan putri warga NU dibentengi sejak dini dengan pendidikan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dan dibekali dengan pendidikan akhlak dan moral yang baik.
"Satu bangsa apabila akhlaknya rusak maka akan hancur bangsa tersebut. Mari kita bentengi generasi kita dengan akhlak. Setiap diri, kita benahi dan mulai dari sekarang. Semuanya harus dilakukan dengan istiqamah dan dilakukan disetiap ranting agar ada manfaat bagi lingkungan sekitar," imbaunya.
Langkah ini menurutnya dapat dilakukan dengan bersama-sama mengelola dan membesarkan Lembaga Pendidikan Jamiyyah NU di lingkungan masing-masing.
"Ber-NU itu ringan tapi jangan dianggap ringan. Pergerakan NU itu adalah aktivitas rutinan di tengah masyarakat. NU di tengah masyarakat tenang tapi jika ada masalah pasti akan gumregah (bergelora)," katanya.
Menurutnya setiap pengurus yang mau dan mampu berkhidmah dengan ikhlas di jamiyah NU akan dicatat bersama-sama ulama.
"Perjuangan ulama-ulama NU sangat gigih dan sangat menghormati nasihat guru. Jihad dulu cari tempat yang sepi sampai jadi ramai. Berbeda dengan zaman sekarang. Cari tempat yang ramai dan berubah jadi sepi karena selalu memusuhi masyarakat," ujar Rifai.
Pengurus NU harus dengan sabar membangun tatanan untuk terus eksis berkhidmah. Tidak malah merusak tatanan yang sudah ada.
"Ini merupakan tugas MWC dan ranting NU karena kebesaran NU adalah kebesaran Ranting NU. (Hendaknya) selalu berkordinasi dengan MWC dan PC. Jangan sampai kemasukan paham yang memecah belah NU. Kita harus waspada terhadap pekat (penyakit masyarakat)," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Kendi Setiawan)