Blora, NU Online
Sedikitnya tujuh ribu bom tikus dinyalakan oleh MWCNU Blora 1 Jawa Tengah, Ahad (1/12). Peledakkan bom tikus itu melibatkan warga di delapan Ranting NU. Langkah itu ditempuh guna meminimalkan serangan hama tikus.
Ketua MWCNU Blora 1, H Noor Rohim dengan didampingi pengurus lainnya seperti H Syaefuddin dan Sholihin mengatakan, selama ini banyak petani di daerahnya resah. Sebab, tananan mereka sering gagal panen karena diserbu hama tikus. Tanaman yang menjadi incaran tikus biasanya jagung, padi dan ketela.
"Alhamdulillah, hari ini (Ahad, 1/12) MWCNU Blora 1 bersama masyarakat di delapan Ranting NU menggelar kegiatan gropyok tikus,’’ ujar Noor Rohim, yang juga Kepala MTs Khozinatul Ulum Blora.
Dikatakan, diantara Ranting NU yang menggelar kegiatan gropyok tikus adalah Ranting NU Bakal, Nglego, Beran, Ngampon, Kamolan, Dumpul, Pelem dan Purworejo. Kegiatan itu dilaksanakan dari pukul 07.00 hingga pukul 12.00 WIB. Gropyok hewan tikus itu melibatkan perangkat desa dan tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Pantauan NU Online, kegiatan gropyok tikus tersebut menggunakan teknik manual, seperti mebongkar rumah tikus. Setelah tikusnya keluar lalu diburu dan ditangkap.
Selain itu, warga juga memburu tikus dengan menggunakan bom tikus yang bentuknya seperti mercon. Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari leng (rumah) tikus. Setelah itu sumbu bom dinyalakan pakai korek api. Setelah mengeluarkan asap ujungnya dimasukkan ke rumah tikus. Setelah bom mengeluarkan asapnya, pintu rumah tikus ditutup pakai alat cerobong atau tanah.
Tikus yang menghirup asap bom dalam waktu dekat akan mati. Kalau ada tikus yang menerobos keluar, maka akan diburu ramai-ramai oleh masyarakat yang sudah siap siaga dan dipukuli pakai peralatan kayu.
Dari hasil gropyokan tersebut, ada ratusan hewan tikus yang berhasil ditangkap warga. Sementara tikus yang mati di dalam rumahnya diprediksi mencapai ribuan.
Noor Rohim menambahkan, kegiatan gropyok tikus tersebut diharapkan bisa membantu petani di daerah itu. Sebab,setelah hewan tikus banyak yang mati, diharapkan tanaman bisa dipanen dengan hasil yang maksimal. (Sholihin Hasan/Anam)
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
3
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
4
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
5
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
6
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
Terkini
Lihat Semua