Daerah

Banser: Pemkab Tutup Warung Maksiat

NU Online  ·  Kamis, 14 Oktober 2004 | 03:02 WIB

Gresik, NU Online
Pimpinan Cabang Komandan Banser NU/GP Ansor Gresik, meminta pada Pemerintah Kabupaten Gresik agar segera menutup warung maksiat yang tersebar di Wilayah Kecamatan Manyar Kebomas dan Gresik. Langkah ini diperlukan untuk menghormati bulan suci Ramadhan 2004. 

Hingga kini pihak Pemkab Gresik melalui Satpol PP Gresik belum ada tanda-tanda untuk menutup warung maksiat itu dan untuk mengamankan Perda No: 15 serta Perda No 07 tentang pelarangan pelacuran dan perbuatan cabul, serta tentang larangan peredaran miras. Dan sudah menjadi keharusan bagi Pemkab Gresik untuk melaksanakan amanah itu. Sebab kalau tidak nantinya rakyat akan bertindak. 

<>

”Kami meminta agar pihak Pemkab Gresik serius untuk membasmi warung maksiat itu. Sehingga amanah yang menjadi tanggung jawab bersama ini harus kita amankan. Sebab Perda yang sudah dikeluarkan itu telah mendapatkan rekomendasi dari para ulama Gresik,” ujar Moh. Subur, Komandan Banser NU/GP Ansor Gresik seperti dikutip Duta Rabu (13/10) kemarin yang dihubungi via telpon. 

Pihaknya, kata dia, sudah pernah dipanggil salah seorang kiai di Manyar Gresik, yang meminta Pemkab Gresik menutup warung maksiat di Manyar Gresik yang sering dijadikan pertemuan antar PSK.

”Agar kesucian bulan Ramadhan ini bisa dirasakan oleh umat Islam,” kata Subur menirukan ucapan kiai tersebut. 

Masih kata Subur, pihaknya sudah pernah memberikan masukan baik pada pihak Polsek Manyar maupun Satpol PP Gresik tentang masalah itu.

”Namun sampai saat ini masih belum ada realisasi lebih lanjut oleh pihak petugas baik di Polres Gresik maupun di Polsek Manyar,” tambah dia. 

 

Kucing-kucingan 

Lain ceritanya di Bunderan Gresik Kota Baru (GKB) Kecamatan Kebomas Gresik, yang semula Pujasera GKB. Saat ini sudah beralih menjadi cafe yang dijadikan pertemuan kalangan muda-mudi dan sering dipergunakan untuk pesta miras. Padahal setiap malam Polsek Kebomas Gresik sudah mengadakan operasi, dan telah memberikan aturan setiap pukul 23.00 WIB harus tutup. Kalau tidak, ditutup paksa oleh petugas. 

Sementara itu, AKP Supandi SH dari Bina Mitra Polres Gresik mengatakan pada Duta Rabu (13/10) kemarin, pihaknya sudah menerima laporan bahwa di Pujasera akan diadakan operasi secara kontinyu, karena PSK nya lebih pintar dari pihak Polisi. ”Kalau petugas pulang mereka kembali ke cafenya,” jelas dia. 

Manurut Supandi pihaknya akan tetap melaporkan masalah ini pada atasannya, terutama yang ada hubungannya dengan miras. Bahkan dia segera melakukan koordinasi dengan pihak Satpol PP tentang masalah itu.

Sementara itu Suharto Wakil Ketua BPD Desa Randuagung Kec. Kebomas Gresik Rabu (13/10) kemarin mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak tentang masalah warung maksiat di Bunderan GKB.

”Semuanya adalah kekuasaan Pemkab Gresik, Desa hanya dijadikan tempat dan pihaknya tidak kuasa untuk bertindak,” ujarnya di hadapan Forum Komunikasi Kamtibnas Kabupaten Gresik. (sa/dm)