Daerah

Bangkitkan Gairah Menulis, IPNU Tegal Gelar Diklat Jurnalistik

NU Online  ·  Selasa, 27 April 2010 | 13:16 WIB

Tegal, NU Online
Ahad (25/4), Pimpinan Cabang  Ikatan Pelajar Nahdlatul ‘Ulama  Kabupaten Tegal Gelar pendidikan dan latihan (Diklat) Jurnalistik yang di Tempatkan di SMK NU 01 Slawi .

Kegiatan tersebut menghadirkan  dua narasumber, yang pertama Kontributor NU Online Wasdiun dan yang kedua Seorang Freeland Ahmad Saefudin . keduanya memaparkan materi yang berbeda.<>

Wasdiun yang  didaulat oleh panitia menyampaikan materi Jurnalisme Online dalam paparanya menyamapaikan, pentingnya  bagi generasi muda NU untuk menulis, karena menulis merupakan gerbang menuju pembaharuan peradaban.

Wasdiun juga memaparkan, Teknologi digitalisasi membuat informasi dapat diakses siapapun dan dimanapun secara privat. Tiap berita bisa diframe kedalam format yang diinginkan penerima. Berita jadi bisa diatur secara anytime, anywhere dan anyplace oleh penerima. Tidak lagi harus menunggu jadwal waktu “terbit” media yang menggunakan sistem analog elektronika.

“Tapi, kini orang tinggal meng online pesan yang diinginkan, serta mendata base keluasan informasi yang dibutuhkan. Ini mengubah kebiasaan selama ini. Berita koran dan majalah dibatasi jadwal waktu pagi dan sore serta jangkauan distribusi, ditambah lagi penyampaian berita yang hanya bersifat tekstual," katanya.

Televisi, meski dapat menghantarkan peristiwa lewat gambar dan suara, namun tetap dengan waktu siaran yang terjadwal dan membutuhkan persiapan on air cukup rumit. Teknologi internet menggabungkan kelebihan dan menutupi kekurangan kedua media tersebut. Gambar, suara,dan teks berita digabung jadi satu, serta dapat disimpan kedalam data base yang dapat diakses secara online,” papar mantan Wartawan KM Forga dan Ketua PAC. IPNU Dukuhwaru.

Dalam makalahnya ia juga menjawab kelebihan jurnalisme  Online, Pertama, jurnalisme online sebagai “program” untuk memberdayakan individu dalam memperoleh informasi setiap individu punya kesempatan mengakses segala informasi yang dia kehendaki., Kedua jurnalisme online bisa menyiarkan informasi dalam jumlah sangat banyak dalam waktu yang sangat pendek.

Ketiga jurmalisme online bisa menggabungkan tulisan, gambar dan suara dalam satu kesatuan yang utuh. Ini jelas menambah daya tarik pesan.Keempat praktek jurnalisme online membawa implikasi pada pengurangan ketergantungan pada kertas dan wartawan . 

Sementara ketua PC. IPNU Kabupaten Tegal Abdul Basir mengatakan, perlu adanya  pengenalan menulis, lebih-lebih meningkatkan gairah menulis bagi pelajar NU, karena ketika orang sudah menulis ia sejatinya tidak pernah mati. Basir yang panggilan akabnya juga mengharap agar kegaitanya tidak disia-siakan, kerena merupakan moment yang sangat penting bagi IPNU terutama dalam hal administrasi dan Jurnalistik.

Basir juga menambahkan suapaya kedepanya nanti ada keseragaman dalam hal administrasi, karena tidak dapat dipungkiri administrasi merupakan ruh dari organisasi. “tukasnya”

Berbarengan dengan kegiatan tersebut juga digelar diklat Kesekretaritan dengan narasumber Wakil Sekretaris umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul ‘Ulama Muhammad Abdul Wahid Idris

Kesekretariatan dimaksudkan membidik pengurus-pengurus agar bisa menata administarasi dengan baik karena tidak dapat dipungkiri dalam tubuh IPNU masih perlunya pentaan dan pengelolaan kekretariat yang didalamnya terdapat administrasi organisasasi.

Ketua Panitia Waidin dalam laporanya mengatakan, peserta yang mengikuti kegiatan tersebut berjumlah 40 peserta yang terbagi menjadi dua Diklat yaitu Jurnalistik dan Kesekretariatan , peserta tersebut  merupakan perwakilan dari Pengurus Pimpinan Anak Cabang IPNU se Kabupaten Tegal.

Waidin juga menyayangkan ada beberapa Pengurus anak cabang yang tidak mengirimkan perwakilan, padahal menurutnya, kegiatan kali ini memiliki manfaat begitu besar bagi perjalanan IPNU kedepan, tetapi ia juga memandang optimis karena akan ada follow up yang mungkin nanti bisa dicarikan solusi terbaik jika mengalami kesulitan dari masing –masing anak cabang termasuk yang tidak mengirimkan peserta. “katanya”  (miz)