APNU Organisasi Warisan Kiai As’ad Syamsul Arifin

Jember, NU Online
Asosiasi Pelopor Nahdlatul Ulama (APNU) menyatakan akan terus mengawal lestarinya ajaran Aswaja di bumi pertiwi ini, di samping akan terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
<>
Hal tersebut dikemukakan Ketua APNU Jember, Kiai Asnawi di sela-sela pengajian pelopor di mushalla Nurul Hidayah, Desa Jetis, Kecamatan Bangsalari, Jember, (14/10). Menurutnya, sejak zaman Belanda hingga saat ini APNU konsisten untuk menjadi benteng ulama tanpa embel-embel apapun. “Kami yang hidup di desa ini, sangat mencintai ulama. Dan kami siap membela ulama dengan Aswajanya,” ujarnya.

Kiai Asnawi mengisahkan, APNU dibentuk oleh KHR. As’ad Syamsul Arifin, pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo. Ia mengaku ingat betul bagaimana Kiai As’ad membina dan melatih pelopor—sebutan akrab APNU. Anggota pelopor saat itu, biasanya direkrut dari mantan bajingan. Oleh KH. As’ad, mereka diajak untuk berperang melawan Belanda dan PKI bersama sang kiai.

“Namun karena termakan usia, anggota pelopor banyak yang wafat, dan oleh KHR. Fawaid As’ad, pelopor dihidupkan kembali. Nah, untuk menyatukan pelopor-pelopor itu, terutama di Bangsalsari dan sekitarnya, maka dibentuklah APNU. Jadi ini (APNU) warisan dari Kiai As’ad,” ujarnya seraya menambahkan bahwa sebagian pentolan pelopor menekuni bidang ilmu hizib atau kesaktian seperti kekebalan tubuh dan sebagainya.

APNU setiap bulan menggelar pertemuan dengan anjangsana ke berbagai desa dan kecamatan. Dalam pertemuan tersebut, acaranya adalah membaca tawassul, shalawat, hizbun nashar dan hizib lainnya. Tak lupa juga diundang pengurus NU Jember sebagai pembina pelopor, KH. Misbahussalam. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)