Daerah

Ansor Subang Dukung Pemerintah Tak Pulangkan Eks WNI Pro ISIS ke Tanah Air

Kam, 13 Februari 2020 | 16:45 WIB

Ansor Subang Dukung Pemerintah Tak Pulangkan Eks WNI Pro ISIS ke Tanah Air

Anggota GP Ansor Kabupaten Subang dalam sebuah acara pelatihan kader dasar (PKD). (Foto: Dok. FB GP Ansor Subang)

Subang, NU Online
Eks Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi pengikut ISIS di Irak dan Suriah dikabarkan ingin kembali pulang ke Tanah Air. Keinginan tersebut didorong situasi dan kondisi di negara yang mereka idam-idamkan itu semakin hari kian tak menentu. Kenyataannya memang tidak sesuai dengan harapan dan cita-cita mereka.

Mengenai hal ini, Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Subang sangat mendukung sikap pemerintah untuk menolak kepulangan mereka karena saat ini masih banyak masyarakat yang membutuhkan perhatian dan sentuhan pemerintah.

"Dulu mereka mencaci maki NKRI dengan sebutan thagut, dzalim, kafir, dan sebagainya. Sekarang ingin kembali ke Tanah Air. Itu namanya menelan ludah sendiri," tegas Ketua GP Ansor Subang Asep Alamsyah Heridinata usai rapat Reboan PCNU Subang yang digelar di Kantor PCNU setempat, Jalan Darmodiharjo, Nomor 4, Kelurahan Sukamelang, Subang, Jawa Barat, Rabu (12/2).

Ditambahkan Asep, kepulangan para Anggota ISIS eks WNI ke Tanah Air diprediksi akan lebih banyak mudarat dibanding manfaat. Oleh sebab itu, pihaknya mengajak masyarakat mengingat kembali perjalanan mereka sebelum memutuskan berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok ISIS.

"Jumlah mereka itu kan hanya ratusan, tidak sebanding dengan jutaan orang yang sudah terbukti setia terhadap NKRI dan membutuhkan perhatian pemerintah," tegasnya.

Jika mereka pulang, sambung Asep, dikhawatirkan akan terjadi konsolidasi internal sehingga bisa membangunkan sel-sel teroris yang sedang tidur. Hal ini tentu saja akan memberi dampak buruk terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Para kiai di mana-mana membangun nasionalisme dengan kampanye hubbul wathan minal iman. Jika mereka datang, bisa jadi bangunan nasionalisme itu mereka runtuhkan kembali," tandasnya.

Lebih lanjut Asep menambahkan, mungkin benar saja saat ini mereka berjanji akan tunduk dan patuh pada tatanan kehidupan yang ada di NKRI. Namun, janji tersebut muncul bukan dari lubuk hatinya yang paling dalam. Akan tetapi, lebih karena tertekan oleh situasi dan kondisi yang memilukan.

"Bisa jadi ketika sudah pulang ke Indonesia, karena sudah berada di zona nyaman kemudian doktrin-doktrin yang sudah mereka yakini itu tumbuh kembali. Akhirnya kembali lagi membuat kegaduhan di bumi pertiwi," pungkasnya.

Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Musthofa Asrori