Daerah

Ancakan, Tradisi Unik Pesantren Sumber Bunga Peringati Maulid Nabi

Sen, 4 Desember 2017 | 14:30 WIB

Situbondo, NU Online
Banyak cara dilakukan warga untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Yang unik, terjadi di Pondok Pesantren Sumber Bunga, Seletreng, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Peringatan Maulid yang dibarengkan dengan Harlah ke-62 pesantren ini ternyata dihiasi dengan ribuan buah-buahan, Sabtu, (2/12) malam.

Aneka buah-buahan tersebut digantung di bawah tenda acara dekat berkumpulnya jemaah yang mengikuti Maulid Nabi. Buah-buahan juga disusun berbentuk ancakan atau diposisikan dalam susunan rapi.

Buah-buahan tersebut sebagai simbol bentuk rasa syukur atas dilahirkannya manusia agung, manusia pilihan dan kekasih Allah SWT yakni Nabi Muhammad SAW.

Ancakan sendiri sudah dilakukan para ulama terdahulu. Buah-buah yang dihidangkan lalu didoakan diperuntukkan untuk para jemaah yang hadir. Setelahnya ribuan jemaah langsung mengambili buah-buahan tersebut.

Pengasuh Pondok Pesantren Sumber Bunga, KH Zainuri bin KH Achmad Sufyan Miftahul Arifin menyampaikan, bahwa di daerah lain bukan hanya buah-buahan, tapi seperti aneka barang berharga lainnya, sesuai dengan kemampuan orang yang akan membawanya ke acara Maulid Nabi.

"Ini sebagai bentuk rasa syukur," kata dia.

Kiai muda putra dari almarhum Hadratussyekh KH Achmad Sufyan Miftahul Arifin ini mengisahkan, di berbagai daerah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan dengan bermacam-macam cara sesuai dengan budaya dan tradisi setempat. 

Ada tradisi suguhan dari hasil panen dan waktu bermaulid yaitu Shalawat Arba' in yang dilakukan setiap 40 hari.

"Hal itu demi kecintaan kepada Nabi Muhammad. Dan memang sepantasnya Maulid Nabi itu dirayakan bagi umat Islam," Kiai Zainuri menambahkan.

Hadir dalam Maulid Nabi tersebut KH Faqih dari Besuki, Situbondo; KHR Moh Kholil As'ad Syamsul Arifin, dan segenap keluarga besar Pesantren Sumber Bunga, seperti KH Imam Qusyairi Syam, Habib Husien Al Haj, KH Zakky Abdullah dan para kiai lainnya.

Dari pejabat daerah Kabupaten Situbondo, hadir Bupati Situbondo Dadang Wigiarto dan Wakil Bupati Yoyok Mulyadi serta pengurus PCNU Kabupaten Situbondo.

Dalam pidatonya, Kiai Faqih menyampaikan, bahwa peringatan Maulid Nabi diadakan untuk meneladani Rasulullah dan meniru apa yang dilakukan oleh Rasulullah.

"Bentuk kecintaan kita adalah tak bosan-bosan membaca shalawat untuk nabi," ujarnya.

Walaupun lokasi acara diguyur hujan deras, ribuan jemaah tetap setia di depan panggung untuk mengikuti acara Maulid Nabi hingga selesai.

KHR Moh Kholil As'as Syamsul Arifin, Pengasuh Pesantren Wali Songo, Mimbaan Situbondo menjabarkan puncaknya iman, yakni ihsan.

"Jika manusia sudah sampai pada puncak iman, tak ada yang dicinta dan diingat kecuali Allah. Demi Allah dan segala sesuatu yang dilakukannya hanya karena Allah, bukan untuk siapa-siapa," katanya.

Ia juga berpesan, umat Islam untuk perbanyak baca shalawat sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.

Walaupun lokasi acara diguyur hujan deras, ribuan jemaah tetap setia di depan panggung untuk mengikuti acara Maulid Nabi hingga selesai. (Hasanudin Tiro/Kendi Setiawan)