Daerah

Alumni Dayah MUDI Aceh Isi  Kajian Agama di Banten

Rab, 4 Desember 2019 | 15:00 WIB

Alumni Dayah MUDI Aceh Isi  Kajian Agama di Banten

Kajian Tastafi atau tauhid, tasawuf dan fiqih karena demikian dibutuhkan umat. (Foto: NU Online/Bang Helmi)

Banten, NU Online 
Menebarkan ajaran agama harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Demikian pula semangat mengabdi dan pantang menyerah juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan sebagai bentuk tanggung jawab kepada umat.
 
Masjid Aceh Darussalam, Cikupa, Tangerang, Banten, tidak pernah sepi dari kegiatan keagamaan. Seperti pengajian muslimah Aceh baru-baru ini, yang dipimpin Tgk Muhammad Yusuf Nasir atau yang lebih di kenal dengan Abiya Rauhul Mudi atau Abiya Jeunieb.
 
Informasi yang diterima NU Online menyebutkan, semenjak ulama muda asal Aceh itu tiba di Batavia (Betawi),  masyarakat di sana memanfaatkannya untuk menambah ilmu pengetahuan agama. Yang lebih diperdalam adalah bagian dari Tastafi atau tauhid, tasawuf dan fiqih. Karena hal tersebut demikian sangat dibutuhkan umat.
 
Pimpinan Dayah Rauhul Mudi Al-Aziziah Jeunieb yang merupakan alumni Dayah atau Pesantren Ma’had Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga, Bireuen, Aceh itu diundang ke sejumlah daerah di Jakarta, Banten dan daerah lain. 
 
“Banyaknya undangan, membuat Abiya hampir tidak ada waktu untuk istirahat,” ujar Tgk Sulaiman Abid imam besar Mesjid Aceh Darussalam, Cikupa, Tangerang, Banten, Selasa (3/12),
 
Pun demikian, Abiya Rauhul Mudi tidak pernah menolak undangan umat dan tentu saja tetap memenuhi. Hal tersebut sebagai sebuah panggilan dakweah yang memang harus ditunaikan dengan penuh tanggung jawab.
 
“Seperti apa yang dilakukan Abiya di Mesjid Aceh Darussalam, di Jakarta Barat, Jakarta Utara dan lainnya untuk mengisi pengajian dan berbagi ilmu,”  jelas Tgk Sulaiman Abid.
 
Sejumlah perempuan yang menghadiri pengajian di Masjid Aceh Darussalam  dibekali dengan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan hablum minallah atau hubungan dengan Allah, juga hablum minannas yakni hubungan dengan manusia. Dengan demikian keseimbangan hidup dapat dirasakan jamaah.
 
“Mereka terasa terbimbing dengan pengajian ini dan ke depan diharap akan ada jadwal khusus bagi guru-guru dari Aceh mengajar di Masjid Aceh Darussalam,” pungkas Tgk Sulaiman Abid.
 
Diharapkan dengan kajian ini, masyarakat mendapatkan pengetahuan dsan penjelasan agama dengan lebih mendalam dan tuntas.
 
 
Kontributor: Bang Helmi
Editor: Ibnu Nawawi