Daerah

Alumni Al-Munawwir Rekomendasikan Pentingnya Kearifan

NU Online  ·  Ahad, 13 April 2014 | 00:01 WIB

Yogyakarta, NU Online
Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren Al-Munawwir (IKAPPAM), ingin merekomendasikan pentingnya sebuah kearifan yang dimiliki oleh para Kiai, agar juga dimiliki oleh ulama’ dan para pemimpin sekarang ini.<>

Demikian disampaikan KH Ali As’ad, salah satu pengurus IKAPPAM, saat mengisi sambutan perwakilan alumni pada malam puncak peringatan Haul Ke-75 KH Moenawwir, Pendiri Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Kamis (10/4).

Ulama’ yang merupakan jama’ dari kata ‘alim (orang yang berilmu) memang merupakan orang yang pintar. Namun jika dibandingkan keilmuan antara ulama’ dan kiai tentu berbeda.

“Din Syamsuddin juga ulama’, tapi tentu berbeda dengan Mbah Sahal yang merupakan ulama’ sekaligus kiai. Ada semacam syarat khusus yang harus ada pada kiai, yakni bagus akhlaknya dan memiki kearifan atau wisdom. Artinya, kiai adalah orang yang arif dalam hal agama,” tambahnya.

Oleh karena itu, IKAPPAM ingin memetakan antara ulama’ dan kiai. “Di Indonesia ada Majelis Ulama Indonesia atau MUI, tapi kok tidak ada Majelis Kiai Indonesia? Padahal pemimpin pesantren dan tokoh-tokoh adalah para kiai, seperti Mbah KH Hasyim Asy’ari. Lantas mengapa tidak ada supremasi kiai? Yang ada malah supremasi ulama’. Itulah yang menjadi pekerjaan rumah kita semua,” jelasnya panjang lebar di hadapan hadirin.

Menurut KH Ali As’ad, yang diperlukan hari ini adalah kearifan untuk melakukan segala hal. Oleh karena itu, IKAPPAM ingin membuat rekomendasi akan pentingnya kearifan bagi para pemimpin sekarang. “Ulama’ yang arif dan kiai tidak akan sembarangan memberikan fatwa,” tandasnya.

Peringatan Haul Ke-75 KH M. Moenawwir dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut, yakni pada 08-10 April 2014. Berbagai rangkaian acara telah dilaksanakan, seperti pembacaan burdah, sema’an Al-Qur’an, dan pengajian umum. (Dwi Khoirotun Nisa’/Anam)