Alissa Wahid: Gagasan Gus Dur Bersumber dari Ajaran Aswaja
NU Online · Jumat, 8 Juni 2012 | 04:49 WIB
Cirebon, NU Online
Para pecinta Alm. KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menamakan diri Gusdurian di wilayah Cirebon, Jawa Barat, menggelar acara pertemuan di Pesantren Majelis Tarbiyah Hidayatul Mubtadiin (MTHM) Ketitang, Cirebon Kamis (7/7) kemarin. Pertemuan mengangkat tema “Implementasi Pemikiran Gus Dur dalam Mengawal moral Remaja Indonesia”.<>
Di hadapan para Gusdurian yang terdiri dari aktifis muda NU dan pesantren, mahasiswa, dan masyarakat Cirebon dan sekitarnya, Koordinator Gusdurian Alissa Qotrunnada Wahid yang hadir dalam acara ini mengatakan, semua gagasan Gus Dur, bersumber dari ajaran Aswaja atau Ahlussunnah wal jama’ah.
“Segala apa yang telah digagas oleh seorang Gus Dur semenjak awalnya, baik tentang keIslaman ala pesantren, kemanusiaan, kesetaraan, pembebasan, keadilan, dan lain-lain sebenarnya hanya mengembangkan dari apa yang telah menjadi prinsip pokok dari ajaran Ahlus-sunnah wal Jamaah dan NU,” papar Alissa Qotrunnada Wahid dalam acara temu Gusdurian Cirebon di Pesantren Majelis Tarbiyah Hidayatul Mubtadiin (MTHM) Ketitang, Cirebon, Kamis (7/7).
Remaja dipilih sebagai topik khusus pada diskusi kali ini karena dipandang perlu untuk mengawal ke-Aswaja-an sebagai prinsip kebangsaan sejak dini, yakni semenjak masa remaja.
“Seorang remaja harus disiapkan dengan prinsip-prinsip Aswaja yang kuat sebelum mereka memasuki tataran luar yang lebih beragam, karena setelah ini mereka akan menemui beberapa pilihan corak keagamaan Islam yang sesuai dengan konteks keIndonesiaan, adapula yang sebenarnya kurang pas untuk diterapkan di negeri seberagam Indonesia ini,” tambah puteri sulung Gus Dur ini yang berkesempatan menjadi pembicara pertama.
Hal senada disampaikan Marzuki Wahid dari Fahmina Institute. Menurutnya, penting sekali untuk mengawal para generasi remaja dengan prinsip-prinsip keIndonesiaan yang telah digariskan NU dan Gus Dur.
“Para remaja harus ditanamkan dengan kuat prinsip-prinsip luhur yang diamanatkan oleh NU, Pesantren, dan Gus Dur sendiri. Sehingga dalam satu sisi mereka akan siap untuk membaca berbagai corak yang terdapat di dunia luar, akan tetapi mereka akan tetap berbangga dan kuat memegang teguh tradisi dan prinsip kepesantrenan," kata Marzuki yang juga pengurus pusat Lakpesdam NU.
Diskusi kebangsaan yang dimoderatori oleh Sobih Adnan (ISIF Cirebon) ini termasuk dalam rangkaian peringatan haul al-marhumin KH Salwa Yasin, KH Asror Hasan, dan KM Adnan Asror serta Imtihan ke-34 Pesantren MTHM Ketitang, Japurabakti, Cirebon.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Sobih Adnan
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua