Daerah

Aliran yang Diduga Sesat Resahkan Warga Kabupaten Gorontalo

NU Online  ·  Rabu, 5 Desember 2007 | 13:12 WIB

Gorontalo, NU Online
Sebuah aliran yang diduga sesat atau menyimpang dari ajaran agama Islam di Kabupaten Gorontalo, belakangan ini kian meresahkan warga disekitarnya.

Pasalnya, para anggota aliran tersebut sejak terdaftar di dalam kelompok dzikir mulai kurang bersosialisasi dengan masyarakat.

<>

"Kalau saat ada dizikir mereka mematikan lampu dan setiap anggota yang masuk kelompok tersebut diwajibkan membayar uang pendaftaran. Ini kan aneh," kata salah seorang warga yang di Desa Limehe Barat, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo.

Menurut dia, anggota kelompok dzikir tersebut cukup banyak dan kebanyakan berasal dari wilayah terpencil. “Kalau menurut saya kebanyakan anggotanya adalah orang awam dan datang dari desa terpencil," ujarnya.

Keterangan lain yang berhasil dihimpun, sejumlah anggota kelompok dzikir yang belum diketahui namanya tersebut sebagian besar adalah berasal dari satu keluarga.

“Jadi mereka mengajak orang tua atau tetangganya untuk ikut dan membayarkan sejumlah uang,” ujar Mimi warga lainnya yang mengaku hal tersebut diungkapkan oleh pembantunya yang telah menjadi anggota kelompok dzikir itu.

Bahkan, yang kian meresahkan warga bahwa aliran tersebut diduga memperbolehkan anggotanya untuk bertukar pasangan suami maupun istri. “Makanya itu kami jadi khawatir, terlebih setelah pembantu saya memutuskan untuk tak mau bekerja lagi. Katanya pengen ibadah terus, buat apalagi kerja," ujar Mimi menuturkan perkataan pembantunya.

Warga meminta Majelis Ulama Indonesia segera menelusuri kebenaran dan keberadaan aliran sesat tersebut untuk meredam keresahan masyarakat setempat. (ant/iqb)