Bandung, NU Online
Kalau mau aktif dalam Ansor jangan setengah-setengah, namun harus dengan jiwa dan raga, bila perlu nyawa pun kita berikan. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wasekjen Keagamaan Gerakan Pemuda (GP) Ansor KH Aunullah sebagai pemateri pada Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan VIII Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Barat yang berlokasi di Pondok Pesantren Cijawura Bandung, Sabtu (21/4).
KH Aunullah yang kerap disapa Gus Aun menyampaikan bahwa kalau tidak mempunyai keturunan priyayi maka tugas kita untuk membuatnya. Sebagai kader Ansor tidak boleh loyo hanya karena masalah keturunan yang bukan priyayi. Oleh karena itu maka bentuklah kepriyayian oleh diri sendiri sehingga akan menular kepada anak cucu kita. "Jadilah orang hebat," ungkapnya.
Ia menekankan jangan hanya bangga berdiri diorganisasi yang meneruskan gerak langkah Hadroatus Syekh KH Hasyim Asyari dan muasis NU lainnya, namun ikuti langkahnya.
Zaman sekarang adalah zaman sulapan, pada kenyataannya sudah mulai terjadi mubaligh dadakan. Upaya menjaga diri supaya harus dilakukan agar tidak mudah terpancing kareba sebagai manusia punya kepala untuk berpikir. "Oleh karena itu jangan sampai seperti ikan yang mudah untuk dipancing, jangan mudah terpancing," ungkapnya.
Ia berpesan, jadikan cinta dan kasih sayang sebagai dasar dalam beragama. Gus Aun menyarankan kepada seluruh peserta PK, sebelum belajar Al-Qur'an dan Hadist pelajari terlebih dahulu Siroh Nabawiyah supaya mengerti bagaimana tingkah laku kekasih Allah yang sangat lembut. Dari proses tersebut menjadikan kita tidak kagetan. "Hati yang tenang adalah hati yang bersih," tukasnya.
Disampaikan juga bahwa Negara dan agama bisa berjalan bersamaan tanpa harus berbenturan karena tujuannya adalah demi kemaslahatan umat. Harus dipahami bahwasannya sebagai warga negara yang baik harus selalu mendukung kemaslahatan umat.
Selain itu urusan dengan Tuhan tidaklah harus dipamerkan, cukup disimpan rapat-rapat supaya kita tidak menjadi orang yang takabur. "Hubungan mesra dengan Tuhan biarlah kita dan Tuhan saja yang tahu," pungkasnya. (Wahyu Akanam/Kendi Setiawan)