Ada Kajian “Mulki” dan “Malakut” di Haul Kiai Fattah
NU Online · Jumat, 14 Maret 2014 | 13:07 WIB
Jombang, NU Online
Pembangunan fisik (mulki, kerajaan fisik) oleh manusia meskipun kelihatan baik, tetapi jika tidak sampai pada al-malikul haq (dzat yang merajai kebenaran), maka pembangunan itu tidak akan pernah menyentuh pembangunan non-fisik (malakut, alam ilahi, mental spritual).
<>
Hal tersebut dikemukakan KH Abdul Qoyyum, kiai muda dari Lasem Rembang, Jawa Tengah, dalam ceramah acara Haul KH Abdul Fattah Hasyim di Jombang, Kamis (13/03).
Pria yang akrab disapa Gus Qoyyum tersebut membuka ceramahnya dengan mengambil sebuah cerita dari Hadist Nabi Muhammad SAW yang diceritakan oleh Abu Ya’la yang tertulis dalam kitab Musnad Abu Ya’la. “Rasullah pernah datang ke rumah seseorang yang ada bangunan kubahnya. Nabi SAW menampakkan wajah yang kurang senang saat mendatangi rumah tersebut,” terang Gus Qoyyum.
Lebih lanjut Gus Qoyyum menjelaskan, “Saat pemilik rumah bertanya kepada salah satu sahabat, dia mendapat jawaban, kemungkinan Nabi SAW tidak senang senang dengan bangunan kubah yang ada di rumah tersebut. Kemudian pemilik rumah segara merobohkan bangunan kubah tersebut.”
Cerita dalam Hadist tersebut berkaitan dengan konsep "mulki" dan “malakut”. Mulki berarti kerajaan fisik dan malakut berartai kerajaan batin (ilahi). “Manusia itu, meskipun pembangunan fisik-nya (mulki) baik, tetapi jika tidak pernah sampai pada al-malaikul haq, pemilik malakut, maka pembangunan yang dilakukan masih belum dikatakan baik,” tuturnya.
Dalam acara Haul tersebut tampak hadir KH Hasib Wahab dan jajaran pengasuh serta pengurus Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Ketua PCNU Jombang Dr. KH Isrofil Amar dan jajaran pengurus NU Jombang, kalangan ulama di Jombang dan, alumni Pesantren Bahrul Ulum dan Pondok Peantren Putri Alfathimiyyah.
Dalam manaqib (biografi) KH Abdul Fattah Hasyim yang disebarkan panitia, tertulis bahwa Kiai Fattah adalah pendiri Madrasah Muallimin Muallimat Bahrul Ulum Tambakberas dan merupakan kiai yang gigih berjuang di Nahdlatul Ulama.
Kiai yang juga paman KH Abdrurrahman Wahid (Gus Dur) dan mertua KH MA Sahal Mahfudz ini, juga merupakan pendidik yang mumpuni secara keilmuan dan karomahnya. Gus Dur sendiri juga pernah lama berada di bawah bimbingannya.
Acara Haul tersebut, meskipun diiringi gerimis yang cukup lebat, tetapi undangan sekitar 1000 orang tidak beranjak dari tempat duduk sampai acara selesai dan do’a penutup dibacakan. (Muslimin Abdilla/Mahbib)
Terpopuler
1
Santri Kecil di Tuban Hilang Sejak Kamis Lalu, Hingga Kini Belum Ditemukan
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Sound Horeg: Pemujaan Ledakan Audio dan Krisis Estetika
4
Perbedaan Zhihar dan Talak dalam Pernikahan Islam
5
15 Ribu Pengemudi Truk Mogok Nasional Imbas Pemerintah Tak Respons Tuntutan Pengemudi Soal ODOL
6
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
Terkini
Lihat Semua