Cirebon, NU Online
Waktu baru menunjukkan pukul 2.00 WIB, waktu yang sebenarnya terbilang tanggung untuk santap sahur, belum terlalu lapar jika diukur seusai shalat tarawih kebanyakan orang baru memakan nasi beserta lauk pauknya.<>
Begitu juga, di jam-jam seperti ini waktu imsak masih lama, jangan-jangan jika memaksakan diri untuk bersantap di awal pagi, menahan haus dan lapar saat berpuasa akan semakin terasa lama.
Tapi pertimbangan tersebut harus diabaikan jika ingin mendapatkan kesempatan bersantap sahur dengan menu nasi Jamblang, warung-warung yang menjajakan makanan khas Cirebon, Jawa Barat tersebut sudah mulai tampak ramai dikunjungi calon pembeli semenjak jam 1 pagi, katanya, jika datang lewat jam 2, maka jangan harap bisa kebagian nasi berbungkus daun jati ini.
Demikian Mukhlis (19) saat mengisahkan pengalamannya berburu nasi Jamblang pada Ramadhan tahun lalu, di sebuah warung nasi jamblang favoritnya yang bernama “Ibu Nur”, ia rela untuk mengantre dua jam lebih sebelum tiba waktu sahur maupun waktu berbuka.
“Kini warung Ibu Nur sudah berpindah alamat di jalan Cangkring, dan kebetulan di dekat rumah saya juga ada warung sega Jamblang, jadi tidak usah jauh-jauh,” ungkapnya saat ditemui NU Online di warung sega Jamblang “Mama Deyniz” yang terletak di perempatan Cipeujeuh kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon, Ahad (28/7) pagi.
Abdul Hadi (38) menuturkan hal yang sama. Kegemarannya bersantap sahur dengan menu nasi Jamblang inilah yang memaksakan diri untuk memboyong istri dan kedua anaknya keluar rumah menuju salah satu warung di tepi perempatan jalan ini.
“Kami hampir seminggu sekali berkunjung ke sini, meskipun bukan asli warga Cirebon, tapi nasi Jamblang sudah begitu akrab dan dicari-cari oleh keluarga kami,” papar Hadi yang merupakan warga pindahan dari Semarang tersebut.
Sebenarnya, warung nasi Jamblang tidak hanya milik Mama Deyniz dan Ibu Nur saja, warung yang sejenis bisa dengan mudah ditemukan mulai dari ujung barat sampai ke timur kota Cirebon.
Sejarah
Nasi jamblang merupakan salah satu dari sekian banyak makanan khas Cirebon, penamaan Jamblang berasal dari sebuah nama desa yang terletak di bagian barat kota Cirebon dan dari daerah tersebutlah penjual nasi Jamblang berasal. Aneka rupa lauk pauk biasa menemani makanan khas ini, dari mulai semur ati-ampela, sate kentang, perkedel, mie, telur dadar, tahu dan tempe goreng, ikan asin, sambal dan banyak lagi yang lainnya.
Raden Rafan S. Hasyim, budayawan Cirebon mengungkapkan bahwa di dalam sajian kuliner yang dulunya biasa dinikmati para kuli pelabuhan di sekitar daerah Pekalipan, Cirebon ini sebenarnya memendam nilai filosofi yang sangat tinggi.
Ia memposisikan nasi Jamblang sebagai simbol keberagaman sebagaimana yang menempel pada keberadaan Masjid Sang Cipta Rasa, Keraton Kasepuhan Cirebon, masjid yang dibangun oleh para wali pada tahun 1480 masehi tersebut memiliki pengadopsian gaya arsitektur Jawa, Arab, dan Cina, begitu juga akan keberadaan nasi Jamblang ini.
Budayawan yang juga merupakan seorang filolog tersebut melanjutkan bahwa nasi Jamblang menunjukkan watak asli keberagamaan rakyat Cirebon, berbagai lauk pauk yang disandingkan bersamanya merupakan keterwakilan dari beberapa identitas yang memang ada sejak awal kehadirannya, seperti mie merupakan keterwakilan dari bangsa Cina, telur dadar merupakan keterwakilan dari kuliner Arab dan India, perkedel merupakan ciri khas dari pola masakan eropa, kemudian keberagaman lauk pauk tersebut terkumpul bersama nasi dalam satu bungkus yang sama, yakni daun jati.
“Keberagaman dan banyak keterwakilan budaya tersebut kemudian dibungkus dalam status yang sama, yakni daun jati, di sanalah makna Islam dihadirkan oleh Sunan Gunung Jati, Islam sejati, Islam harus mampu mengayomi dan membungkus keberagaman yang ada,” jelas Raden Rafan S Hasyim yang akrab dipanggil Opan Safari. (Sobih Adnan/Red:Anam)
Terpopuler
1
Santri Kecil di Tuban Hilang Sejak Kamis Lalu, Hingga Kini Belum Ditemukan
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Sound Horeg: Pemujaan Ledakan Audio dan Krisis Estetika
4
Perbedaan Zhihar dan Talak dalam Pernikahan Islam
5
15 Ribu Pengemudi Truk Mogok Nasional Imbas Pemerintah Tak Respons Tuntutan Pengemudi Soal ODOL
6
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
Terkini
Lihat Semua