Tulungagung, NU Online
Sebanyak 62 siswa SDN Waung II Kecamatan Boyolangu, menderita keracunan setelah minum susu secara kolektif, Jum’at (13/8) kemarin, sekitar pukul 09.30 WIB. Gejala yang ditimbulkan antara lain, perut mual, kepala pusing, muntah-muntah serta tenggorokan terasa panas dan nyeri.
Dari 62 penderita, 27 siswa diantaranya mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Iskak Tulungagung, karena dalam keadaan cukup kritis. Sedangkan 35 siswa lainnya hanya mengalami keracunan ringan. Setelah diperiksa selama dua jam lebih di Puskesmas Kecamatan Boyolangu, ke-35 siswa itu kemudian diperbolehkan pulang.
<>Menurut penuturan Septian (13), salah seorang siswa kelas 6 SDN Waung II yang ikut dirawat di RSUD, susu yang diberikan pihak sekolah, rasanya sudah masam dan terlihat berlendir, seolah-olah sudah basi. Sesaat setelah minum susu tersebut, ia mengaku kepalanya menjadi pusing, tenggorokan panas, badan lemas dan perut mules disertai muntah-muntah.
“Sudah dua kali dalam dua minggu ini, sekolah memberikan minuman susu secara gratis kepada kami. Sebelumnya kami minum nggak apa-apa. Tapi tidak tahu tadi pagi (kemarin) kok tiba-tiba seperti ini. Mungkin susunya basi,”ujar Septian, didampingi ayahnya, Marli.
Kepala SDN Waung II, Sri Lestari, ketika dikonfirmasi masalah ini mengemukakan, pihaknya tidak tahu menahu bila susu yang diberikan secara gratis kepada siswa melalui Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) itu akan menyebabkan keracunan. Sebab, sekolah menerima susu sudah dalam bentuk bungkusan plastik yang siap minum.
“Susu yang kita terima bentuknya memang sudah siap saji. Jadi, kita tidak tahu pengolahannya, karena ini merupakan program dari pemerintah yang dikelola oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM). Sedangkan yang menyalurkan ke sekolah-sekolah adalah Koperasi Unit Desa (KUD) Ngunut. Sehingga kita sama sekali tidak mengetahui susu ini beracun atau tidak,”terang Sri lestari.
Dijelaskannya, PMTAS mulai berjalan pada awal bulan Agustus lalu. Seluruh siswa memperoleh bantuan tambahan makanan berupa snack (makanan ringan) dan susu yang diberikan sebanyak dua kali dalam seminggu secara bergantian. Selain SDN Waung II, ada sejumlah SD Negeri yang terdapat di 4 Desa di Kecamatan Boyolangu yang yang melaksanakan program serupa. Diantaranya, Desa Bono (3 SDN dan 1 TK), Sobontoro (2 SDN dan 1 TK), Gedangsewu (2 SDN dan 1 TK) dan Serut (3 SD dan 1 TK).
“Kebetulan hari ini (kemarin) giliran bantuan susu yang diterima siswa. Seminggu sebelumnya saat mereka minum susu yang sama, tidak terjadi apa-apa. Sebenarnya sudah diupayakan agar susu yang dikonsumsi siswa kondisinya baik, tapi nyatanya demikian. Karenanya, masalah ini akan kita laporkan ke BPM,”tandas Sri Lestari.
Direktur RSUD dr. Iskak, dr. Bambang Supeno, mengatakan, dari hasil pemeriksaan terindikasi bahwa minuman susu itu sudah kadaluwarsa, sehingga wajar jika mengeluarkan racun. “Untungnya gejala keracunan ini tidak terlalu berat. Meski demikian, tetap harus ada tes laboratorium terhadap susu yang diminum oleh siswa, termasuk juga jenis makanan ringan yang mereka konsumsi selama ini,”tukas Bambang.
Kepada seluruh penderita, lanjutnya, untuk sementara diberikan anti hestamin atau obat anti alergi untuk menghindari penyebaran racun secara lebih luas. Dalam hal ini keluarga penderita tidak perlu mengganti biaya pengobatan di RSUD. “Karena keadaannya darurat, maka pengobatannya dilakukan secara gratis,”tambah Bambang.
Atas kejadian itu, para orang tua siswa umumnya mengaku pasrah terhadap kondisi yang menimpa anak-anaknya. Yang penting bagi mereka, anaknya bisa segera sembuh. “Kami tidak akan menuntut siapapun secara hukum atas terjadinya peristiwa ini. Yang terpenting bagi kami sekarang, anak-anak kami dapat secepatnya sembuh dari keracunan,”ungkap Marli, orang tua Septian.(kd-wma)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua