Menyambut Ramadhan 1430 H, umat Islam dihimbau dapat memilah suguhan acara televisi. Pasalnya, seperti terlihat pada bulan-bulan Ramadhan sebelumnya, ada tengara manipulasi dengan memanfaatkan momentum Ramadhan oleh selebritis media serta munculnya fatwa keagamaan dari sejumlah da’i yang tidak kompeten.
”Manipulasi momentum Ramadhan ala artis dan fatwa-fatwa tidak berdasar oleh da’i-dai yang tidak kapabel yang banyak bermunculan pada bulan Ramadhan harus dihindari dan diwaspadai,” demikian Ketua Majelis Pengasuh Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, KH.Abdus Salam Shohib (Gus Salam) dihubungi NU Online di Jombang, Jum’at (21/08).<>
Pesan cucu pendiri NU, KH M. Bisri Syansuri ini, hendaknya umat Islam dicerahkan tentang dua prinsip penting dalam menjalani ibadah puasa Ramadhan.
”Pertama, bulan puasa merupakan awal diri peningkatan kualitas ibadah badaniyah atau fisik dan penyucian batiniyah atau mental yang harus dijalankan secara konsisten atau istiqomah sampai akhir hayat.”
”Kedua, menyadarkan pentingnya membekali diri dengan keilmuan syariat atau teoritis, thariqah amaliyah atau realisasi, haqiqah atau substansi Islam secara mendalam dan berimbang sehingga mempunyai idealisme dan kapabilitas untuk memilih dan memilah antara yang benar dan salah.”
Dihubungi terpisah, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, Dr KH Isrofil Amar menyeru kepada umat Islam untuk berpuasa dengan ikhlas serta menjaga ukhuwah atau persaudaraan.
”(Kami) atas nama pengurus PCNU Jombang mengajak kepada segenap umat Islam, melaksanakan ibadah puasa dengan ikhlas dan menjaga ukhuwwah lahir dan batin sebagai implementasi karakter muslim sejati,” demikian Kiai Israfil. (yus)