Jakarta, NU Online
Hasil survey Cesda-LP3ES bahwa partai-partai yang lahir dalam masa reformasi tidak mendapat kepercayaan lagi dari rakyat dan mereka memilih kembali partai Golkar hanya merupakan warning bagi partai politik, tetapi bukan merupakan sesuatu yang final. Dalam survey tersebut terdapat bias sample, ataupun bias kota yang menjadi lokasi sampling.
Pernyataan demikian diungkapkan oleh salah satu ketua DPP PKB Dr. AS Hikam ketika diwawancarai NU Online. Saat ini rakyat marah terhadap realitas yang ada. Janji-janji perbaikan yang akan dilakukan setelah runtuhnya rezim orde baru tidak terwujud, bahkan keadaan negara semakin memburuk.
<>Namun demikian, menurut AS Hikam survey tersebut menunjukkan bahwa rakyat sekarang cenderung melupakan dosa-dosa yang dilakukan oleh orde baru, seperti adanya represi militer, tidak ada kebebasan pers, dll.
Hikam mengatakan bahwa dalam upaya memenangkan pemilu 2004 PKB akan terus memperbaiki diri dengan melaksanakan program yang kongret dalam masyarakat sehingga masyarakat dapat merasakan adanya pembangunan yang nyata. “Dengan demikian, PKB akan dipercaya rakyat sebagai wakilnya dalam pemilu 2004,” paparnya.
AS Hikam berpendapat bahwa rakyat saat ini hanya berfikir tentang kesulitan-kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, pakaian, atau perumahan.
Rakyat melupakan adanya represi militer yang dilakukan orde baru. Saat ini sudah terdapat perbaikan dalam kebebasan pers, HAM dll, “Tidak mungkin kita kembali ke zaman orde baru,” tambahnya.
Tantangan bagi PPP
Hal senada juga diungkapkan oleh Arif Mudatsir Mandan dari PPP. Kalau rakyat memilih kembali partai orde baru berarti rakyat menginginkan kembali model pemerintahan yang represif.
Bentuk pemerintahan adalah bentuk pemerintahan yang sentralistik dan represi militer digunakan untuk membungkam demokrasi. “Hal tersebut tidak boleh terulang lagi. Rakyat sekarang telah melupakan bahwa penyebab krisis multi dimensional disebabkan oleh orde baru” ungkap Arif Mudatsir.
Namun demikian, survey tersebut juga merupakan tantangan bagi PPP untuk semakin memperbaiki diri. PPP saat ini sedang melakukan perencanaan strategis untuk memenangkan pemilu. “Saat ini kami sedang melakukan konsolidasi internal setelah selesai muktamar,” ungkap Arif Mudatsir.
Pengamat politik CSIS Indra Jaya Piliang berpendapat bahwa saat ini kinerja Golkar memang baik. Mereka merupakan partai yang profesional dan modern dan saat ini Golkarlah yang paling banyak melakukan kegiatan-kegiatan di berbagai daerah.
Indra berpendapat bahwa hasil survei Cresda-LP3ES itu masuk akal. Dalam kondisi yang paling buruk ditengah hujatan setelah runtuhnya orde baru Golkar mampu meraih 23% suara pada Pemilu 1999. keadaan ini merupakan bukti bahwa Golkar memiliki massa setia dan militan.
Pada pemilu 1999 suara PDIP adalah suara massa mengambang. Golkar paling berpeluang dalam pemilu 2004 karena harapan perbaikan yang didambakan masyarakat yang dijanjikan partai yang tumbuh dalam masa reformasi tak menunjukkan kecenderungan menjadi satu kenyataan,"(skol/mkf)