Warta

Uni Afrika Tangguhkan Keanggotaan Republik Islam Mauritania Pasca Kudeta

Selasa, 12 Agustus 2008 | 00:45 WIB

Nouakchott, NU Online
Uni Afrika (UA), Sabtu (9/8), menangguhkan keanggotaan Republik Islam Mauritania menyusul kudeta militer terhadap pemerintahan Presiden Sidi Ould Cheikh Abdallahi. Menteri Luar Negeri Tanzania, Bernard Membe, mengatakan keputusan itu diambil hingga Mauritania mempunyai pemerintahan yang berdasarkan konstitusi.

''Kudeta itu merupakan satu langkah mundur yang serius bagi Mauritania karena mereka telah merampok hak mendasar rakyat mereka sendiri yang telah secara bebas memilih pemimpin mereka,'' kata Membe yang negaranya kini menduduki kursi kepresidenan UA.<>

Mantan pimpinan pasukan pengawal kepresidenan, Jenderal Mohamed Ould Abdel Aziz, Rabu (6/8), memimpin kudeta terhadap pemerintahan Abdallahi. Kudeta ini langsung mengundang hujatan dari masyarakat internasional. Amerika Serikat (AS) kemudian juga membekukan sejumlah paket bantuan nonkemanusiaan.

Hal yang sama juga dilakukan Uni Eropa (UE). Sementara Liga Arab dan UA bergegas mengirimkan utusannya untuk bertemu dengan Aziz yang menjadi pimpinan junta militer. Aziz sendiri berusaha meredam kekhawatiran internasional dengan mengatakan akan menggelar pemilihan umum (pemilu) baru yang demokratis.

Utusan Khusus Liga Arab, Ahmed Ben Hilli, hari itu juga tiba di Nouakchott dan bertemu dengan Aziz. Hilli mengatakan misinya adalah untuk memastikan dan meminta jaminan mengenai proses demokrasi di Mauritania. Usai bertemu dengan Aziz, Ahad (10/8), Hilli mengatakan utusan khusus AU, Liga Arab, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa juga akan bertemu Aziz hari itu juga untuk merundingkan sejumlah langkah agar situasi di Mauritania tidak memburuk.

Hingga saat ini, Abdallahi masih menjadi tahanan di istana kepreseidenannya. Saat diwawancara harian cetak berbahasa Arab, Asharq al-Awsat, Aziz mengatakan belum ada rencana membebaskan Abdallahi karena alasan keamanan.

''Saat ini kami tidak akan membebaskan presiden karena alasan keamanan dan ketika kami tengah mencoba menurunkan ketegangan dan menciptakan situasi yang tenang,'' kata Aziz. (ap/afp/riol/atj)


Terkait