Ulama dan PCNU Surabaya Desak Taman Bungkul Jadi Wisata Religi
Selasa, 8 Maret 2011 | 03:12 WIB
Sekitar 150 ulama di Kota Surabaya mendesak Pemkot setempat segera membuat larangan terkait banyaknya praktek mesum oleh muda-mudi di Taman Bungkul, yang notabene terdapat juga makam Sunan Bungkul.
"Kami sering menerima keluhan dari masyarakat, kiai-kiai dan peziarah dari dalam maupun luar kota. Kenapa Bungkul kok bisa menjadi seperti ini," kata Ketua PCNU Kota Surabaya, KH Achmad Saiful Chalim, Ahad (6/3).<>
Revitalisasi Taman Bungkul, kata dia, memang sangat cocok bagi kegiatan keluarga. Berkat revitalisasi tersebut, Taman Bungkul menjadi saat sehingga secara tidak langsung mengurangi adanya praktek mesum. Meski begitu, transaksi seksual terkadang terjadi di Taman Bungkul.
Bahkan, para ulama telah berencana mengirim surat rekomendasi ke Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. "Bagaimana area sekitar Taman Bungkul bisa menyatu dengan keberadaan Makam Sunan Bungkul. Untuk menerima masukan, kita undang para ulama untuk bermusyawarah," tuturnya.
Desakan atau masukan dari para kiai agar Taman Bungkul direvitalisasi menjadi kawasan wisata religi juga mendapat respon positif dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPRD kota Surabaya.
Anggota DPRD Surabaya dari FKB Masduki Toha, Senin (07/03), menyatakan, bahwa kawasan Taman Bungkul merupakan salah satu aset wisata religi di Kota Surabaya. Sehingga, tambah Masduki, kawasan Taman Bungkul harus bebas dari ajang maksiat.
Kondisi itu terjadi sesudah Taman Bungkul direvitalisasi Pemkot Surabaya menjadi Taman Kota dengan bantuan CSR dari PT Telkom Indonesia. Untuk itu dewan minta agar Taman Bungkul kembali sebagai kawasan wisata religi yang jauh dari hingar bingar kemaksiatan.
Dengan adanya revitalisasi itu diharapkan keinginan para ulama untuk menjadikan Taman Bungkul sebagai kawasan religi yang bebas dari ajang maksiat bisa segera diwujudkan,” tegasnya.
Masduki juga berharap dengan revitalisasi itu ada penataan PKL yang selama ini ada di sekitar Taman Bungkul agar jadi lebih baik dan tidak dijadikan ajang mesum khususnya yang lokasinya ada di belakang Kompleks Makam Mbah Bungkul. (hdy)