Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH Ahmad Idris Marzuqi mengisahkan, pada November 1945 silam para santrinya sempat dikirimkan ke Surabaya untuk berperang melawan sekutu Belanda yang ingin kembali menguasai Surabaya.
Sebelum pengiriman, KH Mahrus Ali,salah seorang pendiri Pesantren Lirboyo terlebih dahulu melakukan penggemblengan terhadap para santri. Sementara Kiai Mahrus sendiri berada di garda terdepan dalam melawan penjajah Indonesia bersama para ulama NU.<>
Hal itu disampaikan Kiai Idris saat memberikan taushiyah dalam peluncuran logo Satu Abad Lirboyo yang digelar di Aula Al-Muktamar di Aula Al-Muktamar Lirboyo, Sabtu (23/1).
Kiai Idris mengenang, saat itu usianya masih sekitar 7 tahun dan ia telah merasakan pergolakan itu. Praktis kegiatan belajar di pesantren itu diliburkan karena kiai dan para santrinya bergi berperang.
“Jadi dalam sejarahnya Pesantren Lirboyo ini pernah mengalami kesurutan, yaitu pada waktu tragedi 10 November di Surabaya yang kemudian dijadikan sebagai hari Pahlawan Nasional,” kata Kiai Idris.
“Pesantren Lirboyo sudah mencapai usia satu abad. Sudah barang tentu selama usia itu Lirboyo sudah cukup merasakan pahit getirnya zaman. Apakah itu zaman penjajah, orde baru, revolusi, dan zaman-zaman yang lain,” demikian Kiai Idris.
Dalam usia seratus tahun ini, menurut Kiai Idris, santri yang menuntut ilmu di Pesantren Lirboyo berjumlah sekitar 10.000 jiwa.
“Mereka semua adalah anak bangsa. Bukan hanya dari Kediri saja, tapi dari seluruh Nusantara dan bahkan Malaysia. Maka dari itu, jajaran Pengasuh Pesantren Lirboyo senantiasa mengharapkan bimbingan dan arahan dari semua pihak, agar Lirboyo bisa tetap menjalankan tugasnya, yaitu mendidik santri yang berahlakul karimah, taat kepada Allah, agama, orang tua, dan pemerintah,” katanya.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf saat memberikan sambutan dalam acara itu sambutannya menyampaikan pihaknya akan meluncurkan program pendidikan bagi guru-guru diniyah.
"Pondok pesantren salaf seperti Lirboyo ini, yang metodenya secara umum menggunakan madrasah diniyah, itu terbukti melahirkan lulusan-lulusan yang bahan bakunya cukup bagus. Oleh karena itu, salah satu program Pemprov Jawa Timur akan mengadakan pendidikan bagi guru-guru diniyah, agar mereka lebih pandai lagi dan menghasilkan murid-murid yang lebih baik lagi,” tutur pria yang sering disapa Gus Ipul. (mka)