Ribuan umat Islam memadati Masjid Raya Kota Bogor, Jawa Barat, guna mengikuti maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor, Ahad (14/3).
Selain disesaki ribuan jamaah yang datang dari berbagai penjuru Bogor, susana masjid terbesar di Kota Bogor tersebut juga kian meriah dengan penampilan berbagai aneka kesenian tradisional Islam seperti marawis, simtudduror, dan rebana.<>
Para jamaah yang hadir berasal dari berbagai DKM, pesantren, majelis ta’lim serta majelis dzikir di Kota Bogor.
Selain itu sebagian jamaah berasal dari berbagai kampus besar di Kota Bogor, yakni Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Ibn Khaldun (UIKA) dan Universitas Pakuan (Unpak).
Maulid Akbar PCNU Kota Bogor mengangkat tema “Meneladani Akhlaq dan Perjuangan Rasulullah SAW dan Ulama untuk mewujudkan Islam Rahmatan lil ’Alamin.”
Kegiatan tersebut menghadirkan Pendiri dan Pengasuh Pesantren Walisongo, Situbondo, Jawa Timur KH R Kholil As’ad Syamsul ‘Arifin serta narasumber tetap Radio Wadi FM Bogor Habib Hasan bin.
Ketua PCNU Kota Bogor, Dr Aji Hermawan mengemukakan, maulid akbar digagas sebagai respons atas tingginya ekspektasi umat Islam Kota Bogor untuk melestarikan tradisi ahlusunnah waljamaah (Aswaja). Pelaksanaan maulid diharapkan sebagai salah satu langkah melesarikan tradisi Aswaja yang telah mengakar kuat di tengah umat.
Aji mengemukakan, belakangan, terutama di Kota Bogor, ”gempuran” terhadap tradisi Aswaja yang dilestarikan NU, sangat kuat. Gempuran yang dilakukan secara sistematis oleh varian gerakan salaf tersebut, sangat menggelisahkan, karena kerap menuding praktik tradisi Aswaja ala NU sebagai hal yang bid’ah dan haram.
”Penyelenggaraan maulid akbar ini diharapkan dapat membangkitkan kembali ghiroh umat Islam di Kota Bogor untuk terus melestarikan tradisi Aswaja dalam kehidupan sehari-hari,” papar pria yang juga menjabat sebagai Direktur Recognition and Mentoring Program (RAMP) IPB.
Aji melanjutkan, ”Kami berharap maulid juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk meneladani perjuangan Rasulullah dalam menyiarkan Islam rahmatan lil’alamien di tengah kehidupan bermasyarakat.”
Prof Dr Surjono Hadi Sutjahjo MS, salah seorang jamaah yang berasal dari daerah Laladon Bogor mengatakan, maulid Nabi dan berbagai tradisi Aswaja yang selama ini dilestarikan NU telah mengakar kuat di tengah umat. Karena itu ia yakin gerakan anti-maulid yang digalang oleh sekelompok masyarakat tidak akan efektif.
Kendati demikian gerakan tersebut harus tetap diwaspadai, agar tidak merusak tradisi yang dilestarikan umat Islam secara turun temurun. Caranya dengan mempertahankan tradisi tersebut serta mengajarkan pada generasi muda sebagai pelanjut estafet perjuangan.
KH Mustofa Abdullah bin Nuh, pengasuh Pesantren Al-Ghazaly, menambahkan, penyelenggaraan maulid akbar oleh PCNU diharapkan dapat membangkitkan semangat dan menambah energi umat dalam merawa tradisi Aswaja.
”Tradisi Aswaja telah terbukti mampu menyebarkan Islam ke berbagai penjuru Nusanara. Bahkan tradisi ini telah lestari jauh-jauh hari sebelum NU lahir,” tegasnya. (hir)