Surabaya, NU Online
Rois Aam Syuriah PBNU KHM A Sahal Mahfufh meminta Gerakan Pemuda (GP) Ansor untuk bertindak tegas pada kelompok Islam garis keras, karena aliran itu merusak nilai-nilai Islam.
"Saya berharap Ansor bisa bertindak tegas menyikapi adanya ajaran-ajaran Islam yang keras," katanya dalam rekaman video sambutan di hadapan ratusan undangan peresmian Graha Ansor Jatim di Surabaya, Minggu malam.
<>Peresmian juga dihadiri KH Miftachul Akhyar (Wakil Rois Syuriah PWNU Jatim), Drs H Warry Zein Mpd (Wakil Ketua PWNU Jatim), KH Ubaidillah Faqih (putra pengasuh Pesantren Langitan Tuban KH Abdullah Faqih), KH Sholeh Qosim (Sidoarjo), dan sebagainya.
Menurut pengasuh Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati, Jawa Tengah itu, ajaran Islam aliran keras itu sudah meresahkan masyarakat dan merusak nilai-nilai Islam sendiri, karena itu Ansor harus bertindak tegas.
"Tapi, tindakan tegas itu bukan bertindak sendiri, melainkan kalau menemui aliran seperti itu laporkan saja ke syuriah NU di kecamatan, kabupaten/kota, hingga propinsi untuk ditindaklanjuti," katanya.
Islam aliran keras itu, muncul dari banyaknya pemuda Indonesia yang belajar Islam ke luar negeri, lalu mereka kembali ke Indonesia dengan membawa misi untuk merusak ajaran Islam itu sendiri.
"Karena itu, Ansor harus bisa bertindak tegas, apalagi Ansor Jatim punya gedung sendiri. Jangan sampai gedung baru itu hanya dijadikan tempat rapat atau musyawarah, lalu ditinggal pergi. Manfaatkan gedung itu untuk pusat kegiatan Ansor," katanya.
Rois Aam PBNU itu juga berharap, Ansor tidak membangun gedung dengan cara meminta-minta sumbangan, tapi hendaknya diusahakan secara mandiri. Karena para pendiri NU membangun NU dengan kemampuan yang dimiliki sendiri.
Dalam kesempatan itu, Ketua Penasehat PW GP Ansor Jatim Drs H Choirul Anam (Cak Anam) menyatakan, pihaknya siap menyerahkan sepenuhnya kompleks Graha Astranawa yang di dalamnya ada Graha Ansor kepada PW Ansor Jatim secara institusional.
"Tanah dan bangunan yang ada memang atas nama saya, tapi bukan milik saya, karena saya dulu mendapatkannya saat masih menjadi Ketua PW GP Ansor Jatim. Saya menunggu Ansor mempunyai yayasan dan karena sudah ada Yayasan Bina Pemuda Ansor, maka sekarang saya sekarang," katanya, disambut applaus hadirin dari PC Ansor se-Jatim.
Menurut Cak Anam yang juga Ketua Umum DPP PKB versi Muktamar Surabaya itu, Graha Astranawa memang sempat disangka milik PKB, karena dirinya ditunjuk KH Imron Hamzah (Rois Syuriah PWNU Jatim) dan KH Masduqi Mahfudh (Wakil Rois syuriah PWNU Jatim) sebagai Ketua PKB.
"Tapi, Graha Astranawa itu milik Ansor, bukan milik PKB. Kalau kepemilikannya atas nama saya juga bukan karena PKB, tapi karena saya dulu menjabat Ketua Ansor Jatim. Atas nama itu pun menunggu Ansor mempunyai yayasan, karena sekarang sudah ada ya saya serahkan," katanya menegaskan.
Dalam kesempatan itu, Cak Anam juga menyesalkan adanya surat dari PP Ansor yang meminta peresmian Graha Ansor dibatalkan, karena status tanahnya tidak jelas. "Saya heran, rekan Saifullah Yusuf (Ketua Umum PP Ansor) ’kan hadir dalam peletakan batu pertama, mestinya dia tidak begitu. Kalau ada yang tidak jelas, mestinya tabayyun (klarifikasi)," katanya.
Graha Ansor dibangun sejak 27 Agustus 2006 dan selesai tepat setahun pada 27 Agustus 2007 dengan biaya Rp1,4 miliar, namun dana yang dihimpun PW Ansor Jatim masih terhitung Rp743 juta, sehingga masih ada hutang sekitar Rp600 juta lebih. (ant/eko)