Surabaya, NU Online
Agenda kongres yang paling ramai dan ditunggu tunggu berupa pemilihan ketua umum akan segera dilaksanakan. Para tim sukses masing-masing calon sibuk melakukan lobi ke masing-masing cabang untuk meyakinkan bahwa calon merekalah yang paling layak untuk memimpin IPNU ke depan. Berikut ini profil kandidat ketua umum IPNU
Syamsudin M. Pay
<>Lahir di Ampana 1975 Sulawesi Tengah. Pendidikan S1 Diselesaikan di IAIN Palu 1999 dan meneruskan pendidikan pada program S2 Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan spesialisasi Administrasi negara dengan jurusan Otonomi Daerah.
Memulai karir di IPNU sebagai wakil ketua pengurus cabang Donggala dan kemudian menjadi ketua pengurus wilayah IPNU Sulteng. Jabatan yang berhasil diduduki dalam kongres ke XIII adalah sebagai wakil sekjen dan akhirnya dengan pergantian kepemimpinan ketua umum dari Azwar Anas ke Amin Nur Wahab ia menduduki jabatan sebagai wakil ketua. Jabatan lain yang diemban saat ini adalah wakil sekjen pimpinan pusat Forum Komunikasi Da'i Muda Indonesia periode 2000-2004 dan saat ini ia juga sebagai ketua panitia kongres IPNU ke XIV.
Hal yang harus dibangun dalam IPNU menurut M. Pay meliputi tiga hal, yaitu bangunan manajemen organisasi, bangunan ideologi, dan bangunan intelektual. Jika mampu mensinergikan trilogi ini, maka IPNU akan menjadi sebuah kekuatan yang disegani.
M. Pay berpendapat bahwa keberpihakan IPNU terhadap masalah kepelajaran dan santri di tingkat kesejahteraan dan penyaluran eksistensi diri akan memberi kemudahan kehadiran IPNU lebih dikenal dalam komunitasnya.
Untuk itu IPNU harus mampu mendinamiskan kalangan internal organisasinya yang solid dan profesional agar IPNU lebih progresif dan berwibawa.
Hal lain yang tak dapat dihindarkan adalah bahwa modernisasi IPNU adalah sebuah keniscayaan dan membutuhkan kader yang berfikir obyektif dan independen sehingga dapat tampil sebagai perekat anak bangsa yang saat ini dalam kondisi sakit.
IPNU dan kekayaan tradisinya diharapkan mememiliki kemampuan mengusung dua paradigma besar (dinamisasi dan modernisasi) dalam konteks zamannya dalam perspektif kebangkitan pelajar dan santri Indonesia saat ini dalam bingkai faham ahlussunnah wal jama'ah. Dalam hal ini IPNU diharapkan memiliki dua kaki yaitu kaki intelektual dan kaki kesantrian sehingga handal dalam ilmu pengetahuan sekaligus berperilaku religius.
Mujtahidur Ridho
Lahir di Kediri 4 Oktober 1975, menyelesaikan pendidikan S1 di IAIN Sunan Kalijaga Jogja 1999 dan saat ini masih mnyelesaikan studi di S2 Fisip UI. Jabatan terakhir yang di duduki di IPNU saat ini adalah sekjen IPNU. Selain ini ia menjabat sebagai sekretaris Himpunan Mahasiswa MPS-Fisipol UI.
Sering menulis berbagai artikel di berbagai majalah ataupun surat kabar dengan beragam tema dan terutama mengenai masalah globalisasi dan bukunya yang terakhir adalah "Reinventing IPNU -Mengayuh Sampan di Perkampungan Global".
Menurut Edo, panggilan akrab Mujtahidur Ridho tugas IPNU adalah bagaimana mendialogkan secara kreatif warisan tradisi perjuangan nan panjang NU dan bangsa Indonesia dengan tantangan kontemporer yang mengarah pada globalisasi.
Bagaimanapun juga Edo memiliki visi ke depan agar pelajar menjadi pusat perhatian. Proses kaderisasi harus ditemukan satu formula yang cocok yang berkaitan dengan segmentasi pelajar, santri, dan mahasiswa.
Sebagai sebuah organisasi yang hidup dalam masyarakat yang juga melibatkan aktifitas politik, agenda strategis IPNU dalam konteks politik adalah bagaimana negara berpihak pada masyarakat dan dalam tataran ideal ketika semua kebijakan negara sesuai dengan kemaslahatan umat. Agenda lain adaah bagiamana membangun masyarakat sipil yang rasional dan multikultural.
Sebagai organisasi kader tantangan ke depan adalah menjadikan IPNU sebagai learning system, sistem pembelajaran secara terus menerus bagi semua kader dengan cara berfikir kritis, berprespektif dan mempunyai komitmen perjuangan.
Politik IPNU adalah politik nilai, kesetiannya adalah pada nilai sehingga IPNU harus mampu mengawal berbagai kebijakan makro strategis yang berdampak luas pada masyarakat.
Asrorun Ni'am Sholeh
Lahir di Nganjuk 31 Mei 1976, menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta (1997) dan juga menempuh pendidikan di fakultas Syariah Univ. Im