Jakarta.NU.Online
Keberadaan Saddam Hussein dan keluarganya tetap misterius hingga kini , dan sejauh ini yang berhasil terungkap tentang bekas orang kuat Irak itu hanyalah dari yang tersisa dan apa yang tertinggal. Satu di antaranya rekaman video pidato Saddam, pidato terakhir di masa perang yang belum pernah disiarkan.
Dalam rekaman ini Saddam tampak lelah, bingung, dan seperti orang yang sudah kalah. Meski begitu, Saddam masih mengatakan kepada rakyat Irak bahwa Allah akan membantu mereka mengusir keluar pasukan pendudukan AS dan Inggris.
”Orang-orang percaya akan menjadi pemenang atas pendosa, tidak peduli berapa pun panjangnya perjuangan dan bagaimana pun bentuknya,” kata Saddam menurut rekaman video itu. ”Dengan ketabahan, cobaan ini akan teratasi dan kekuatan pendudukan akan keluar dari Irak.” ungkapnya.
Rekaman video yang juga dilengkapi stempel kepresidenan itu diperoleh Kamis pekan ini oleh jaringan televisi Associated Press dari bekas karyawan jaringan televisi Irak. Jaringan ini dalam rezim Saddam bertanggung jawab merekam dan mendistribusikan rekaman video kegiatan atau acara resmi kepresidenan.
Menurut sang karyawan, rekaman tersebut dibuat 9 April, pada hari pasukan Sekutu menyerbu masuk Baghdad dan merobohkan patung besar Saddam Hussein. Hanya saja, belum ada jalan untuk memastikan keaslian rekaman tersebut, juga belum bisa dipastikan apakah benar Saddam Hussein yang direkam.
Beberapa orang Irak yang sudah terbiasa menonton dan mendengar suara Saddam selama bertahun-tahun mengatakan, orang yang direkam itu benar-benar Saddam Hussein.
Menurut seorang agen intelijen AS, rekaman video itu kini sedang diteliti dinas rahasia AS. Dikatakan, belum diketahui kapan rekamanan itu sebenarnya dilakukan dan belum bisa dikonfirmasi tentang keasliannya.
Rekaman itu disiarkan televisi Abu Dhabi 18 April lalu. Waktu itu juga dikatakan bahwa rekaman atas Saddam dibuat 9 April. Pada tanggal yang sama, 18 April, televisi Abu Dhabi juga menyiarkan sebuah rekaman yang dikatakan dibuat tanggal 9 April, menampilkan Saddam yang dikerumuni massa yang bertempik sorak menyabut dia, di distrik Azamiyah, Baghdad, beberapa mil di utara daerah yang dikuasai Sekutu pada tanggal 9 itu. Waktu itu dua pejabat AS ragu tentang keaslian rekaman Saddam di tengah massa Irak tersebut.
Kesankan Kekalahan
Sedangkan rekaman saat Saddam berpidato, Saddam tampil dengan seragam militer sebagaimana lazimnya dilengkapi baret hitam. Ia tampak sangat lelah, seperti orang kurang tidur. Tidak seperti biasanya, tekanan suara dalam pidatonya begitu rendah dan tak bertenaga, dan jarang sekali mengangkat matanya dari naskah yang sedang dibacanya untuk menatap kamera.
Ada kalimat yang diulanginya, bukan untuk memberi tekanan, tetapi karena kesalahan, isyarat keadaan batin yang lagi bingung. Keseluruhan tampilannya seperti orang yang sudah kalah, hal yang tidak mengherankan karena Sekutu telah membombardir Baghdad dari udara maupun oleh pasukan darat selama tiga pekan.
Saat memulai pidatonya dalam ruangan biasa dengan latar belakang bendera Irak, gabungan warna pink dan oranye, Saddam memberi tahu para pembantunya: ”Lebih cepat kita selesaikan, lebih baik.”
Sedangkan di akhir pidato, Saddam menambahkan sesuatu yang mengisyatkan perasaan ketidakpastian. ”Bagaimana bacaan pidato saya secara keseluruhan?” tanya Saddam kepada kamerawan. ”Bagus,” kata terakhir Saddam.
Kaya dengan kutipan bahasa agama, pidato Saddam tidak lagi bernada tinggi seperti dalam pidato yang disiarkan pada awal perang yang dimulai 20 Maret. Dalam pidato awal itu Saddam dengan gagah mengatakan bahwa pasukan Irak akan merendahkan pasukan adidaya AS.
Dalam pidato itu, Saddam terkesan siap menerima kemungkinan kekalahan dan diduduki Sekutu. Ia mengatakan: ”Lama waktu dari invasi atau pendudukan ini … akan menjadi suatu kekecualian, hanya periode pendek, dibanding rentang waktu rakyat Irak hidup bebas dalam tanah air mereka sendiri.”
Kalau rekaman tanggal 9 April itu memang benar, itu berarti Saddam Hussein luput dari serangan besar dua hari sebelumnya ketika kekuatan udara Sekutu membombardir hotel al-Mansour di jantung Baghdad setelah mendapat laporan rahasia bahwa Saddam sedang berada dalam hotel itu.
Sejak itu Saddam bersama dua putranya Qusai dan Odai sama sekali tidak pernah tampil lagi. Kelompok oposisi Irak, Kongres Nasional Irak (INC), menyatakan bahwa Saddam dan kedua putranya itu masih bertahan di Irak dan sempat terlihat oleh agen-agen rahasia INC.