Jakarta, NU Online
Sekitar 50 persen perusahaan hanya mendaftarkan sebagian upah karyawannya ke Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jaminan Sosial Tenaga Kerja). Kondisi ini sangat merugikan para karyawan. Pernyataan demikian diungkapkan oleh Direktru Utama PT Jamsostek Achmad Djunaidi Ak dalam penyerahan santunan pada para pekerja PT Nestle di Jakarta.
Menurut Sekjen Sarbumusi Junaidi Ali salah satu sebabnya adalah ini kinerja Jabsostek sangat buruk sehingga dengan pelayanan yang jelek para karyawan maupun perusahaan menjadi malas mengikuti program Jamsostek.
<>Pelayanan yang diberikan Jamsostek saat ini kurang memberikan banyak manfaat kepada karyawan. “Obat yang diberikan hanya obat generik dan pelayanannya sangat tidak memuaskan sehingga buruh menjadi malas untuk dating ke klinik Jamsostek” ungkap Junaidi.
Saat ini kepercayaan terhadap Jamsostek mengalami penurunan. Hal ini disebabkan pengelolaan dananya tidak transparan. Banyak sekali kasus yang keuangan yang melibatkan Jamsostek. Saat ini salah satu yang mencuat adalah masalah hibah dana yang diberikan kepada (Serikat Buruh Seluruh Indonesia).
Untuk memberdayakan buruh ke depan akan diusahakan dibentuknya Trust Plan yang akan mengelola dana para buruh. Saat ini keuntungan yang diperoleh Jamsostek masuk ke Depkeu dan buruh tidak mendapatkan apa-apa. Dengan pola kepemilikan lembaga jaminan sosial oleh buruh, maka buruh akan lebih sejahtera.
Berkaitan dengan berbagai masalah yang menimpa Jamsostek, Junaidi Ali bersama dengan tokoh-tokoh Buruh Indonesia akan mendatangi kantor Jamsostek untuk meminta klarifikasi berbagai masalah yang menimpa organisasi ini.
Menurut Junaidi masalah yang akan dibahas adalah system penggantian direksi yang ada di Jamsostek, masalah hibah sebesar 1.7 Milyar yang diberikan kepada SBSI, perumahan untuk para buruh, dan dana PHK. (ant/mkf)