Warta

Pelajar Indonesia di Yaman Tak Gubris Tawaran Evakuasi Pemerintah

Senin, 12 Desember 2011 | 14:04 WIB

Jakarta, NU Online
Situasi keamanan di Yaman semakin tidak menentu. Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri terus berupaya melakukan evakuasi warga negara Indonesia yang ada di sana.

Hanya saja, dalam upaya evakuasi tersebut pemerintah mengaku ada beberapa kendala. Salah satunya saat melakukan tawaran evakuasi para pelajar yang saat ini sedang mengenyam pendidikan di Madrasah Darul Hadist.<>

"Masalah yang muncul dalam upaya KBRI saat melakukan evakuasi yaitu upaya KBRI untuk membujuk teman-teman santri di Darul Hadist tersebut kurang mendapatkan perhatian," terang Wakil Menteri Luar Negeri Wardhana.

Hal ini disampaikan Wardhana dalam jumpa pers usai mengadakan rapat koordinasi bidang Polhukam di Kemenkopolhukam Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (12/11).

Saat ini, ada sekitar 150 orang pelajar yang mengenyam pendidikan di sekolah tersebut. Pemerintah sangat khawatir dengan sikap para pelajar yang memilih untuk bertahan karena akan membahayakan keselamatan mereka.

"Mereka lebih condong untuk bertahan sesuai kepercayaannya untuk membela pesantren tersebut dari pihak luar. Padahal kawasan itu sekarang sedang menjadi sasaran penyerangan dan pengepungan oleh kelompok Alhuji," katanya.

Selain para pelajar, di kawasan tersebut juga terdapat WNI lainnya. Namun, mereka juga belum bisa dievakuasi seluruhnya saat ini karena alasan kondisi keamanan yang belum memungkinkan.

"Tim KBRI dalam di situ msih menghadapi kendala perizinan dari pihak pemerintah setempat. Hingga saat ini belum ada izin dari Kemlu karena kondisi keamanan," katanya.

Secara keseluruhan jumlah WNI yang ada di Yaman berjumlah 3.100 orang. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya memberikan perlindungan sebaik-baiknya.

"Dalam pelaksaan upaya perlindungan ini periode April-Juni lalu kita telah berhasil melakukan evakuasi terhadap 262 WNI," ungkapnya.

Dalam waktu dekat, lanjutnya, Kemlu juga akan mengirimkan tim terpadu ke Yaman. Tugas tim ini nantinya untuk membuat assignment komprehensif mengenai situasi dan kondisi obyektif di lapangan.

"Untuk memastikan langkah-langkah yang perlu diambil dalam rangka upaya penyelamatan dan perlindungan bagi WNI di Yaman. Kemudian kepada tokoh-tokoh ulama di Indonesia yang mempunyai dan memiliki jaringan langsung kepada santri tersebut untuk bisa membujuk mereka agar bisa meninggalkan kawasan konflik tersebut," tandas Wardhana.


Redaktur : Syaifullah Amin


Terkait