Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal PBNU H Marsudi Syuhud mengatakan PBNU tidak akan membentuk badan otonom mahasiswa baru dan tetap mengandalkan PMII sebagai bagian dari proses pengkaderannya, tapi dengan sebuah catatan, yaitu PMII jelas ke-NU-annya.
Ia menyatakan terhadap keprihatinan serius di lingkungan PBNU mengingat beberapa tindakan PMII yang sudah jauh dari nilai-nilai aswaja, seperti kekisruhan dalam kongres ke-17 di Banjarmasin Kalimantan Selatan Februari lalu.
<>“PBNU tidak perlu membuat oerganisasi baru selagi PMII jelas ke-NU-annya. Semangat “tangan mengepal maju ke muka” jangan dimaknai lafdhon, bisa berantakan semua,” katanya dalam acara pengukuhan pengurus besar PMII di gedung Komisi Yudisial, Kamis (5/5) malam,
Ia menjelaskan, kaderisasi merupakan amanat dari Muktamar NU ke-32 di Makassar 2010 lalu. Dalam hal ini, PMII dapat menjadi garda depan pengkaderan NU.
Dikatakannya, sekarang banyak sekali tumbuh organisasi baru, yang masuk kampus dengan ajaran-ajaran tak jelas. Mereka berusaha merekrut para mahasiswa baru yang kurang memiliki bekal keagamaan yang kuat.
“PMII lalai, senengnya sudah memikirkan politik sehingga dakwah agama lalai. Maka mereka diisi oleh kelompok tarbiyah dan orang orang jenggoten yang setiap hari membidahkan,” katanya.
Ia berharap agar kader PMII tidak hanya lari ke dunia politik saja, tetapi ada yang mengurusi bidang keilmuan sehingga pada waktunya nanti, akan muncul para ilmuwan besar dari PMII untuk bisa memberi kontribusi kepada Indonesia. (mkf)