Jakarta, NU Online
KH Hasyim Muzadi mengatakan, NU tidak boleh retak seperti retaknya partai politik (parpol), karena organisasi ini didirikan bukan oleh penguasa, tetapi oleh hamba yang dekat dengan Yang Maha Kuasa.
"NU harus tetap solid, karenanya organisasi ini harus steril dari segala pergolakan dan perpecahan. Ini yang saya kerjakan dengan PB NU matian-matian. Pokoknya NU tidak boleh retak seperti retaknya parpol," ujarnya dihadapan ratusan warga NU se Pulau Lombok di Mataram, Sabtu malam.
<>Hasyim Muzadi berada di Mataram dalam rangka menghadiri Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) NU NTB yang sekaligus dirangkaikan dengan acara istigotsah yang diselenggarakan di Lapangan Umum Mataram, Minggu (15/6).
Sekarang ini sebagian parpol terutama yang tergolong besar retak, seperti PPP, PKB, PDIP termasuk Partai Golkar kendati belum ada indikasi retak, namun kini sedang menghadapi masalah.
Pada masa lalu NU juga pernah mengalami keretakan dengan adanya kepemimpinan Abu Hasan dan Gus Dur agar kekuatan NU menjadi lemah dan dapat dimanfaatkan oleh pihak lain. Pengalaman ini harus menjadi pelajaran berharga bagi warga NU agar tidak terulang lagi baik di tingkat pusat, wilayah, maupun cabang.
Dikatakannya, untuk tetap solidnya NU, ada beberapa ’obat’, yakni harus dijaga ’ukhuwah nahdliyah’. Dalam hal ini perlu diupayakan agar NU bisa menjadi tempat berkumpulnya dan bersilaturrahminya seluruhnya warga NU yang berada dimanapun, ini harus diusahakan berat ataupun ringan.
Selain ukhuwah nahdliyah yang mencakup hubungan antar warga NU, juga harus dikembangkan ukhuwah Islamiah yaitu hubungan antar umat Islam dan ukhuwah wathoniyah yang merupakan hubungan antar umat beragama. Dalam hal ini NU telah terbukti berhasil. NU dipercaya oleh pihak lain sebagai pihak yang toleran terhadap pihak lain dan golongan lain.
Bahkan NU saat ini dipercaya sebagai mediator antara pihak Barat dan Islam yang saat ini hubungannya agak renggang akibat isu terorisme global. NU telah melakukan kunjungan ke berbagai negara Eropa untuk menjelaskan bahwa Islam bukanlah agama teroris. Saat ini kantor pusat PBNU juga menjadi rujukan para duta besar negara-negara asing untuk mencari informasi tentang keislaman.
Dia mengharapkan orang NU yang berada dimana-mana, baik di birokrat, DPR dan di berbagai parpol yang ada, agar merasa nikmat berada di lingkungan NU. "Karena itu kita harus selalu menjalin hubungan yang baik dengan semua kadernya yang tersebar di berbagai sektor baik di partai, lembaga legislatif maupun birokrat," katanya.
Menurut dia, jumlah seluruh warga NU yang kini berada di DPR RI tercatat 127 orang, khusus dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 51 orang, karena itu kalau ada komando dari NU ’bergetar’ Indonesia.
Namun, katanya, dalam aturan organisasi tidak boleh rangkap, seperti menjadi pimpinan partai dan organisasi. Jadi kalau ketua NU merangkap menjadi ketua PKB tidak boleh demikian juga sebaliknya.
Kendati demikian, kata Hasyim Muzadi, kalau orang-orang NU ada yang menjadi anggota PKB, PPP dan partai lainnya termasuk birokrat, maka akan bagus. NU harus ada dimana-mana.(ant/mkf)