Warta

NU Dukung Pengembangan Teknologi Nuklir untuk Tujuan Damai

Jumat, 4 Juli 2008 | 06:53 WIB

Jakarta, NU Online
Nahlatul Ulama (NU) sebagai organisiasi keagamaan yang berbasis kebangsaan mendukung sepenuhnya pengembangan energi nuklir di tanah air.

Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua PP Lajnah Ta'lif wan Nasyr (LTN) NU, Abdul Mun'im DZ, dalam diskusi terbatas di ruang redaksi NU Online, gedung PBNU, Jln. Kramat Raya 164, Jakarta, Jumat (4/7).<>

Mun'im mengatakan, sikap NU mendukung pengembangan teknologi nuklir boleh dibilang sebuah oportunisme. Pasalnya, dukungan itu tidak serta merta memberikan untung.

"Dukungan NU ini harus terus dipertahankan meski harus menuai banyak kritik. Karena itu, PBNU sempat menegaskan dukungannya terhadap Iran dalam mengembangakan teknologi nuklirnya," kata Mun'im.

Menurutnya, Traktat Non Proliferasi nuklir menyatakan bahwa semua bangsa berhak untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai demi kemajuan bangsa itu sendiri.

"Manfaat teknologi nuklir bukan hanya untuk menyediakan energi, tapi juga untuk gunakan dalam bidang-bidang seperti pertanian, industri, peternakan, dan bidang-bidang penting lainnya," katanya.

Mun'im juga menengarai adanya upaya dari negara-negara kekuatan dunia seperti AS, Inggris, Perancis, dan Jerman untuk memonopoli teknologi nuklir dan menjadikan negara-negara lain tergantung kepada mereka.

"Ya, inilah salah satu ironi yang paling mencolok, di mana negara-negara yang mengklaim sebagai pelopor pengembanagan hak asasi manusia, kampium demokrasi bahkan sebagai pusat dan pemimpin peradaban memanfaatkan teknologi nuklir ini," kata Mun'im yang menambahkan, "Adalah fakta bahwa Kemajauan peradaban yang mereka peroleh antara lain berkat penggunaan energi yang satu ini."

Fakta lain ketidakadilan tatadunia adalah adanya dukungan penuh dari negara-negara kekuatan dunia itu terhadap Israel yang "jelas-jelas mengembangkan senjata nuklir."

Menurutnya, ketidakadilan yang demikian ini harus dilawan apapun resikonya.

Mun'im mengingatkan bahwa pemerintah RI sejak tahun 1960-an telah membangun beberapa reaktor nuklir yang digunakan untuk pengembangan sektor pertanian.

"Sayangnya, Indonesia yang saat ini di-remote (kendalikan) oleh kekuatan-kekuatan dunia mulai gamang mengembangkan teknologi nuklir yang saat ini sangat dibutuhkan," terangnya. (dar)


Terkait