Warta

Muslimat NU Berduka, Dewan Pakarnya Tutup Usia

Kamis, 22 Desember 2011 | 11:00 WIB

Jakarta, NU Online
Muslimat Nahdlatul Ulama berduka. Anggota Dewan Pakar Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama periode 2011-2016, Machsusoh Tosari Wijaya, meninggal dunia di Rumah Sakit Rabat, Maroko,  Rabu malam (21/12), pukul, 20.30, waktu Maroko.

Almarhumah, dilaporkan dalam keadaan kritis atau koma, sejak 2 Desember lalu, saat mendampingi suaminya yang menjabat Dubes RI untuk Maroko.<>

Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, membenarkan kabar meninggal almarhumah.  Atas nama Pimpinan Pusat Muslimat NU, Khofifah meminta kepada  segenap keluarga besar Nahdlatul Ulama, terutama anggota Muslimat di seluruh Indonesia untuk mendoakan almarhumah.

“Semoga amal ibadah almarhumah diterima di sisi-Nya, dan mendapat tempat yang layak di sisi-Nya. Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberi kesabaran, ketabahan dan keikhlasan,” katanya.

Khofifah merasa kehilangan atas kepergian almarhumah untuk selamanya. Bagi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Kepala BKKBN era Gus Dur ini, almarhumah adalah sosok pejuang keras yang total mengabdi untuk umat melalui Muslimat NU.

“Beliau adalah sosok pekerja keras dan kader Muslimat tulen. Beliau memulai kiprahnya dari IPPNU (Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama), Fatayat NU, hingga terakhir di Muslimat,” kata Khofifah.

Tosari Wijaya, suami Machsusoh, dalam mengatakan, almarhumah, pada Jumat pagi, 2 Desember, masih dalam keadaan sehat. Bahkan, Tosari tidak melihat   adanya tanda-tanda istrinya dalam keadaan sakit. Namun, setelah acara makan siang, tiba-tiba istrinya jatuh pingsan.

"Hari Jum'at , 2 Desember  dalam keadaan sehat wal'afiat, memimpin kelompok pengajian ibu-ibu staf KBRI dan masyarakat Indonesia di Maroko, dilanjutkan shalat Jum'at dan makan siang. Selesai makan masih diskusi ringan tentang salah satu ayat Surat Yasin. Tiba-tiba pingsan bersandar ke bahu Ibu disampingnya,” kata Duta Besar Indonesia untuk Maroko ini.

Setelah itu, almarhumah dalam kondisi koma dan mendapat perawatan khusus oleh dokter di RS Rabat hingga ajal menjemput Rabu malam kemarin. 

Mantan Ketua  Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU)  meminta doa atas kepergian almarhumah. “Mohon maaf apabila ada kekhilafan sengaja atau tidak, kiranya Allah SWT mengampuni dosa-dosa kami. Atas keikhlasannya semoga Allah membalasnya,” katanya.

Jenazah almarhum rencananya akan diterbangkan ke Indonesia Jumat, besok, dan akan tiba di Jakarta pada hari Sabtu. Selanjutnya, jenazah almarhum akan dibawa ke Madiun untuk dimakamkan di tanah kelahirannya.



Redaktur : Syaifullah Amin


Terkait