Pekalongan, NU Online
Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali meminta kalangan ibu-ibu memberikan perhatian yang maksimal terhadap anak-anaknya. Kemajuan sebuah bangsa di masa mendatang, kata Menag, tak bisa dilepaskan dari peran generasi saat ini yang dilahirkan secara berkualitas.
"Di sinilah peran ibu sangat besar sebagai penentu masa depan bangsa dan Islam," ujar Suryadharma Ali saat menyampaikan ceramahnya pada pengajian dan Pengukuhan Majelis Ta`lim Mar`ah Solekhah di Pendapa Kabupaten Pekalongan, sabtu (17/12).<>
Perhatian yang diberikan terhadap anak, tandas Menag, tak sekadar asupan gizi yang baik sejak kandungan. Namun anak juga perlu diberikan pendidikan yang berkualitas sejak dini. Pendidikan yang baik tidak hanya menitikberatkan ilmu agama, tapi juga diimbangi dengan pengetahuan umum. Ini penting karena perkembangan teknologi saat ini begitu cepat sehingga generasi ke depan dituntut inovatif dan responsif.
Selain perhatian kualitas fisik dan keilmuan, seorang ibu juga dituntut bisa mengajarkan nilai-nilai moral sejak dini. Ibu dan orang tua umumnya juga harus memiliki kekhawatiran jika meninggalkan keturunannya dengan kondisi yang lemah. Hal ini sesuai dengan perintah dari Allah SWT. "Karena hakikatnya ibu adalah tiang agama, jika ibu rapuh maka bisa dibayangkan bagaimana anak-anaknya," terang Menteri Agama.
Terkait pendidikan terhadap anak, Kementerian Agama terus berupaya memberikan dukungan yang memadai. Seperti dengan memberikan beasiswa, anggaran pembangunan gedung perguruan tinggi Islam, madrasah, pesantren dan sebagainya. kata Menteri Agama.
Bupati Pekalongan Amat Antono berharap, dukungan dari Menag bisa terus memberdayakan kalangan-ibu di kabupaten ini khususnya. Sebagai daerah yang tengah berkembang, Kabupaten Pekalongan membutuhkan banyak generasi yang mumpuni di segala bidang.
Pengajian sabtu (17/12), kata Bupati juga dihadiri sekitar 5.000 jamaah, melebihi perkiraan awal yang hanya 2.000 orang. Hadir dalam kesempatan itu antara lain, Kepala Kemenag Kabupaten Pekalongan Umar Abdurrahman, KH Nur Iskandar SQ, Habib Baqir Ahmad, anggota DPR Ahmad Muqowwam, dan Ratih Sanggarwati.
Redaktur : Syaifullah Amin