Menteri agama (Menag) Suryadharma Ali menegaskan bahwa kebebasan dalam melakukan pengkajian dan keterbukaan terhadap temuan-temuan baru tidak dapat dilepaskan dari kerja akademik. Termasuk di dalamnya kajian Islam.
''Akan tetapi haruslah selalu diingat bahwa kebebasan itu dibatasi oleh tanggungjawab, yakni tanggungjawab PTAI terhadap umat Islam di negeri ini,'' tandas Menag dalam sambutannya saat membuka Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) ke-9 di Surakarta, Senin malam (2/11).<>
''Kita perlu menyadari bahwa klaim besar Islam sebagai agama yang Rahmatan lil Alamin masih jauh dalam kenyataan. Kalaupun suatu saat umat Islam bisa mendominasi peradaban dunia, yang perlu diingat bahwa dengan besarnya Islam, harus bisa menjadi payung bagi semua kalangan dan agama. Inilah tanggungjawab sebagai umat mayoritas,'' tutur Menag.
Ditambahkan Menag bahwa misi Islam sebagai agama Rahmatan lil Alamin bisa menjadi kenyataan manakala agama dapat memberikan manfaat sebesar-besarnyabagi seluruh manusia dan lingkungannya. Tanpa membedakan ras, kelamin, suku bangsa dan bahasa.
Potensi besar PTAI sebagai pusat kajian ke-Islaman di Indonesia seharusnya diselaraskan dengan misi ini. Selain itu menurut Suryadharma, kajian Islam yang dikembangkan di PTAI diharapkan bukan saja meningkatkan pemahaman terhadap obyek kajian, yakni Islam itu sendiri. (min)