Membeberkan Dampak Buruk Peran AS di Arab, AS Ancam Stop Bantuan ke UNDP
Rabu, 26 Januari 2005 | 02:52 WIB
Cairo, NU Online
Laporan UNDP yang membeberkan dampak buruk yang diakibatkan invasi AS di Irak terhadap dunia Arab direspon AS dengan ancaman dalam bentuk penghentian bantuan negara adidaya itu ke UNDP bila laporan tersebut tetap diterbitkan. Sikap AS itu membuat masyarakat dunia bertanya, siapa sebenarnya tirani di dunia ini, AS ataukah negara-negara yang diidentifikasi sebagai musuhnya?
UNDP adalah singkatan dari United Nations Development Programme, badan PBB yang menangani pembangunan sosial dan fisik di berbagai negara. Informasi tersebut ditiupkan di Cairo, Selasa (25/1), oleh penulis utama laporan UNDP itu.
<>Penulis utama itu, menurut Islamonline.net, adalah sosiolog Mesir Nader Fergani. Buah tangannya mewarnai laporan berjudul "Arab Human Development Report".
Fergani mengatakan, akhirnya laporan itu tetap akan terbit pada Maret 2005 setelah diedit. Namun, dia menambahkan, isi laporan itu tidak akan mengalami perubahan substansial, meski AS telah meminta perubahan pada isi laporan UNDP 2004 tersebut karena tidak senang pada bagian laporan, yang mengkritik tindakan AS di Irak dan juga agresi Israel atas Palestina.
Menurut Fergani, pada 18 Desember 2004 Washington telah menahan kucuran dana 12 juta dollar AS dengan alasan tidak suka terhadap laporan itu. "Sejauh yang saya ketahui, AS kini memberi ancaman lebih besar, yakni menghentikan kontribusi 100 juta dollar AS ke UNDP," ujar Fergani menjelaskan.
Isu Irak dan Palestina
Menurut seorang diplomat Arab yang tidak mau disebutkan namanya, isi laporan itu menyebutkan bahwa "Perang Irak dan tindakan Israel di Palestina telah membuat beberapa negara-negara Arab menghadapi kesulitan dalam melakukan reformasi."
AS sendiri mengatakan bahwa ketiadaan demokrasi di dunia Arab merupakan persoalan internal Arab sendiri. Namun, para pembuat kebijakan dan ilmuwan Arab menyatakan sebaliknya, bahwa AS dan Israel membuat repot sejumlah pemerintahan di dunia Arab.
Tidak disebutkan secara persis apa kaitan antara invasi AS di Irak, pendudukan Israel di Palestina, dan persoalan yang dihadapi pemerintahan dunia Arab. Sebelum invasi AS ke Irak, beberapa ahli ilmu mencoba memperingatkan bahwa invasi hanya akan menyulut militansi di Arab.
Laporan UNDP itu tidak hanya menyinggung invasi AS, tetapi juga perbuatan AS di Irak yang dinilai tidak demokratis. Oleh karena itu, rasanya sulit juga bagi AS mengajarkan demokrasi ke Arab jika AS sendiri tidak bertindak demokratis.
Mayor Jenderal Antonio Taguba-tentara AS yang bertugas di Irak-menyebutkan bahwa dalam laporan UNDP tersebut dia menemukan bukti tentang sadisme, tindak kriminal di sejumlah tahanan di Irak. Fergani menuturkan, laporan UNDP berbiaya sekitar 700.000 dollar AS sedang diedit kembali. Persoalannya, bukan hanya AS yang tidak setuju, tetapi juga sejumlah pemerintahan di negara-negara Arab yang risau dengan bagian dari isi laporan itu.
Irosnisnya, ujar Fergani lebih lanjut, untuk laporan UNDP 2002 AS bersikap senang. Bahkan, laporan 2002 itu dijadikan sebagai dasar untuk mengajukan reformasi di Arab.
Pada laporan 2002 itu disebutkan bahwa dunia Arab justru terhambat karena ketiadaan demokrasi, penekanan kepada hak-hak wanita, dan isolasi dari dunia. Hal tersebut menyebabkan sirnanya kreativitas dan juga hilangnya kesempatan meraih pembangunan pertumbuhan ekonomi. (REUTERS/AP/Mon/Dul)