Warta

Leeds Inggris Sholat Ied Adha 20 Januari

Jumat, 21 Januari 2005 | 01:20 WIB

Leeds, NU Online
Hari Raya Idul Adha merupakan salah satu hari raya terbesar dalam Islam selain hari raya Idul Fitri. Para kyai muda NU yang sedang belajar di Leeds University merasa ada sesuatu yang hilang ketika terpaksa harus merayakannya di negeri orang.

Tidak ada takbir yang berkumandang dari masjid ke masjid atau jalanan yang dipenuhi dengan warga yang menaiki mobil dan truk sambil meneriakkan kalimat-kalimat yang mengagungkan Allah ditambah dengan membunyikan bedug atau bunyi-bunyian lain yang menunjukkan adanya kemeriahan dan kegembiraan bersama.

<>

Semuanya berjalan seperti biasa, tidak ada libur khusus sebagai hari besar, tidak ada perhatian dari pemerintah atau hal lainnya guna menyambut hari besar ini. Bisa dimaklumi karena memang jumlah muslim di Inggris hanya sekitar 2.5 juta jiwa yang tersebar diseluruh Inggris Raya.

Sesudah Sholat Subuh jamaah, 20 orang peserta kursus kilat tentang manajemen pesantren hasil kerjasama PBNU dan British Council tersebut mengumandangkan takbir secara bersama-sama dipenginapan. Ada rasa keharuan diantara jamaah, bahkan terdengar isak tangis disela-sela takbir tersebut.

Selanjutnya, semua rombongan sepakat untuk sholat Ied Adha yang dilaksanakan di Leeds Grand Mosque yang letaknya tak terlalu jauh. Sholat dilaksanakan pukul 09.45 yang pada musim dingin ini masih relatif pagi.

Masjid tampak penuh sekali, bahkan perlu dibuat tenda tambahan untuk menampung jamaah yang membludak. Tampak mereka yang datang terdiri dari berbagai bangsa dan masing-masing bisa dilihat dari cara mereka berpakaian atau warna kulit mereka.

Warga Indonesia dan Malaysia tampak menggunakan sarung dan kopiah hitam, tampak juga mereka yang menggunakan kefiyah seperti yang digunakan Yasser Arafat atau model-model pakaian lainnya yang memang menjadi ciri khas muslim dari berbagai negara. Anak-anak kecil juga turut dalam sholat yang hadir bersama orang tua mereka.

Pertemuan dengan saudara seiman ini paling tidak bisa sedikit mengobati kerinduan akan suasana hari raya yang meriah di kampung. Tak disia-siakan, jika tampak wajah Melayu dan Indonesia mereka saling berkenalan. “Rasanya seperti bertemu dengan tetangga dari kampung,” ungkap Khoirul Fuad dari Ponpes Krapyak Jogja yang bertemu dengan orang Kalimantan yang saat ini sedang belajar di Inggris.

Tampaknya tidak banyak hewan Qurban yang dipotong dalam Idul Adha di Inggris karena memang disini tidak ada masyarakat yang miskin. Takmir Masjid Leeds Zaher Birawi dalam pembicaraan dengan NU Online dua malam sebelumnya mengatakan bahwa kurban dikirimkan ke Iraq atau daerah muslim lainnya yang menderita.

Sehabis sholat, peserta juga langsung berangkat ke kampus karena memang tidak ada libur khusus dan harus mengikuti kuliah sampai pukul 15.45. Kuliah yang seharusnya dimulai pukul 09.00 hari ini ditunda sampai pukul 11.00 untuk memberi kesempatan para kyai muda tersebut melaksanakan sholat Ied.

Sebelumnya diumumkan bahwa sholat Ied dilaksanakan pada hari Jum’at 21 Januari. Tampaknya masjid di Inggris yang memang lokasinya lebih barat dari Arab Saudi mengikuti kebijakan pemerintah Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi telah memutuskan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah 1425 atau Rabu (19/01) sehingga Idul Adha di Makkah Jatuh pada hari Kami (20/01). Pemerintah Indonesia, PBNU dan Muhammadiyah memutuskan bahwa Idul Adha jatuh pada hari Jum’at 21 Januari.

 Zaher juga mengungkapkan bahwa perbedaan pelaksanaan hari raya bukan hanya masalah yang terjadi di Indonesia, Inggris juga mengalami hal yang sama.(mkf)

 

 


Terkait