Warta

Lajnah Falakiyah PBNU Ingatkan Arah Kiblat Bukan ke Barat

Selasa, 24 Mei 2011 | 01:01 WIB

Jakarta, NU Online
Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali mengingatkan umat Islam, arah kiblat untuk wilayah Indonesia tidak lurus ke barat, namun ke arah barat laut atau barat serong ke kanan dengan ukuran derajat bervariasi antara 21 – 27 derajat sesuai dengan koordinat garis lintang dan garis bujur dari masing-masing daerah.

Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazalie Masroeri mengingatkan, arah ke barat bukanlah arah kiblat yang benar, karena tidak sesuai dengan realitas di lapangan. Menghadap ke arah barat berarti melenceng dari Makkah ke selatan di benua Afrika sejauh ribuan kilometer.<>

“Semua wilayah Indonesia yang terletak pada Lintang utara 3,47 derajat dan seterusnya ke utara, bila menghadap ke barat lurus dengan negara Ethiopia. Seperti dari Banda Aceh kalau menghadap ke barat lurus dengan Ethiopia; Ini berarti dari Makkah melenceng ke selatan sejauh 1750 km,” katanya kepada NU Online di Jakarta, Selasa (24/5).

Ditambahkan, dalam peta arah kiblat yang diterbitkan Lajnah Falakiyah PBNU dalam “Almanak NU Tahun 2011” juga ditunjukkan posisi kesalahan arah kiblat jika menghadap ke arah barat. Wilayah Indonesia yang terletak pada 4,39 derajat LS sampai 3,47 derajat LU seperti Pontianak dan Palembang bila menghadap ke barat lurus akan dengan negara Kenya.

Sementara semua wilayah Indonesia yang terletak pada 4,39 derajat LS dan seterusnya ke selatan, seperti Jakarta hingga Merauke bila menghadap ke barat akan lurus dengan negara Tanzania (Lautan). Jadi akan melenceng dari arah Ka’bah atau Mekkah sampai tiga ribu km lebih.

Menurut Kiai Ghazalie, saat ini mengukur arah kiblat tidaklah sulit. Ada beberapa alat yang bisa digunakan untuk mengukur kiblat antara lain tongkat Istiwa’, theodolite dan roshdul qiblat. Untuk yang terakhir ini atau roshdul qiblat dapat dilakukan dengan cara yang sederhana.

Roshdul qiblat adalah peristiwa matahari benar-benar di atas Ka’bah, sehingga segala sesuatu yang berdiri tegak maka bayangannya akan mengarah ke Ka’bah. Roshdul Qiblat terjadi setahun sebanyak 2 kali. Pada tahun 2011 ini roshdul qiblat terjadi pada bulan Mei tanggal 28, jam 16:17:54 WIB dan pada bulan Juli tanggal 16, jam 16:26:43 WIB.

Lajnah Falakiyah PBNU juga mengingatkan, kalaupun ada masjid atau musholla yang arah kiblatnya kurang tepat setelah dilakukan pengukuran ulang, maka cukup diperbaiki dengan meluruskan garis shaf shalat. “Tidak perlu dengan cara membongkar bangunannya,” kata Kiai Ghazalie.

Penulis/Redaktur: A. Khoirul Anam


Terkait