Warta

KH. Hasyim : Lindungi Rakyat Sipil

Sabtu, 14 Juni 2003 | 10:01 WIB

Mataram, NU.Online
Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasim Muzadi menegaskan, "Yang boleh diperangi hanyalah mereka yang memerangi rebublik ini," ungkapnya dalam acara Istighotsah di Mataram.
  
"Begitu juga di Aceh, yang boleh diperangi atau ditembak hanyalah Pemberontak atau mereka memerangi negara Indonesia," katanya kepada wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu.
    
Tapi kalau tidak, ya, tentu tidak boleh, dan karena itu TNI harus lebih berhati-hati dalam operasi di Aceh untuk menghindarkan jatuhnya korban dari penduduk sipil.
   
Menurutnya, Apapun alasannya,  penduduk sipil harus dilindungi dan tidak boleh menjadi korban. "Jika penduduk sipil jadi korban maka yang rugi juga adalah pemerintah," katanya menegaskan.
    
Ia juga menyebutkan bahwa akibat dilancarkannya operasi militer di Aceh, banyak kini akibat yang terjadi. Selain berjatuhannya korban jiwa, juga rusaknya sejumlah sarana fisik, dan ekses inilah yang harus segera diperbaiki. Dengan demikian apa yang menjadi harapan pemerintah, seperti keamaman, ketertiban dan kesejahteraan akan segera terwujud, kata Hasyim Muzadi.

Dalam kesemapatan itu juga, ia meminta semua pihak untuk mengoptimalkan fungsi ulama dalam mengakhiri konflik bersenjata di Aceh. "Saya berharap agar ulama dapat difungsikan secara optimal untuk menjelaskan masalah ke bawah, sekaligus melakukan fungsi mediasi," ungkapnya.

<>

Menurut Ketua PBNU, belum difungsikannya ulama secara optimal dalam upaya penyelesaian kemelut di Aceh, terutama dalam membentuk opini masyarakat. "Akibatnya, opini masyarakat masih terlalu berorientasi pada hal-hal yang sifatnya politik dan itu saling berhadap-hadapan. Seharusnya, yang difungsikan untuk menciptakan opini masyarakat itu ulama yang memang pemikirannya untuk menyelamatkan Aceh, bukan untuk menang atau kalah," ujarnya. (Ant/CiH)


Terkait