Kader NU di Pakistan dan Australia Ingin Bentuk Cabang Istimewa
Senin, 16 Mei 2005 | 16:19 WIB
Jakarta, NU Online
Penyebaran kader NU diberbagai belahan dunia telah mendorong mereka untuk membuat Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU dimana mereka eksis. beberapa aktivis NU yang berada di Pakistan dan Australia juga menyatakan keinginannya kuat untuk melakukan hal tersebut.
Ketua PBNU HM Rozy Munir yang baru saja berkunjung ke Pakistan mengungkapkan dalam pertemuannya dengan beberapa aktifis NU yang sedang belajar di Islamabad terungkap keinginan mereka untuk mendirikan PCI NU Pakistan.
<>Mantan menteri BUMN yang berkunjung dalam rangka International Conference on Population and Development menjelaskan di ibukota Pakistan tersebut, paling tidak terdapat sekitar 80 orang mahasiswa yang sedang belajar dan diantara mereka banyak yang memiliki latar belakang NU. Mereka berasal dari berbagai pesantren seperti Pati, Lirboyo, Madura dan lainnya.
Keinginan membentuk PCI NU tersebut diinspirasi oleh suksesnya beberapa PCI seperti Mesir, Saudi Arabia, United Kingdom dan terutama Jepang dengan NU Nihonnya.
Untuk itu, mereka telah mengirimkan surat ke Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi untuk meresmikan pendirian PCI pada kunjungnya akhir Mei ke Pakistan dalam rangka pertemuan OKI. Rencana kunjungan pengasuh Ponpes Al Hikam Malang tersebut sudah tersebar luas dalam masyarakat Indonesia di Pakistan dan diagendakan beberapa pertemuan dengannya.
Para aktifis NU yang ada di Australia tampaknya juga memiliki semangat yang sama untuk mengembangkan NU di negeri Kanguru tersebut. Alifatul Lailiyah, staff NU Online yang baru saja mengikuti Muslim Exchange mengungkapkan bahwa beberapa kader NU Australia menginginkan berdirinya sebuah PCI NU Australia.
Diungkapkannya bahwa di Australian National University di Canberra (ANU) paling tidak terdapat 15 mahasiswa yang sebelumnya pernah aktif dan menjadi kader NU militant seperti mantan sekretaris LP2NU Zahrul Muttaqin, mantan ketua Umum IPPNU, mbak rosa dan banyak lainnya yang berlatar belakang pesantren, belum lagi dari universitas lainnya yang bertebaran di seantero Australia seperti University of melbourne, monash University dan NSW University .
Jaringan NU transnasional tersebut aktif melakukan komunikasi terutama melalui email dan banyak mendapat informasi mengenai ke-NU-an dari website NU Online di www.nu.or.id dan milis KMNU yang beralamat di kmnu2000@yahoo.com .
Rozy Munir mengharapkan agar PBNU segera membuat sistem database yang lebih baik untuk mengembangkan potensi kader NU lulusan luar negeri tersebut setelah mereka pulang ke Indonesia.
Selain itu dikatakan bahwa sebaiknya PBNU membuat aturan dan juklak yang lebih jelas tentang aturan pendirian PCI NU. Dalam Aturan Rumah Tangga pasal 12 ayat 1 hanya memberikan penjelasan bahwa PCI NU merupakan kepengurusan NU setingkat cabang yang berada di luar negeri.
Selanjutnyaayat 2 PCI NU dibentuk atas permohonan kepada PBNU oleh sekurang-kurangnya 25 anggota dengan masa percobaan 3 (tiga bulan). Dalam masa percobaan ini, PBNU akan menilai bagaimana aktivitas PCI ini seperti kegiatan keagamaan, sosial, dan lainnya yang dilakukan.(mkf)