Warta

IPPNU Targetkan Bangun 1000 Komisariat

Jumat, 26 November 2010 | 06:18 WIB

Jakarta, NU Online
Meskipun secara formal, jumlah cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) lebih dari 300, tetapi harus diakui bahwa tak semua cabang tersebut benar-benar hidup dan mampu menjalankan aktifitasnya secara baik.

Untuk itu, Ketua Umum IPPNU periode 2009-2011 Margareth Aliyatul Maemunah menargetkan mampu membangun 1000 komisariat yang berada di sekolah dan pesantren dan struktur organisasi yang benar-benar hidup dan menjadi lahan pengkaderan yang baik.<>

“Masak dalam waktu 3 tahun ngak cukup, masak tak tercapai, yang penting ada keinginan bareng untuk mendirikan komisariat bersama-sama. Tak hanya ada struktur di pusat atau wilayah saja,” katanya, Kamis.

IPPNU saat ini masih dalam tahap transformasi dari organisasi Pemuda menjadi organisasi pelajar. Hal ini juga berpengaruh terhadap keberadaan struktur paling bawah yang dulu ranting, yang berbasis di desa menjadi komisariat yang berbasis di sekolah dan pesantren.

"Sekarang juga masih menjadi perdebatan apakah akan menghapus struktur ranting karena perubahan IPPNU menjadi organisasi pelajar sehingga basisnya harus di sekolah," katanya.

Evaluasi terhadap program 1000 komisariat ini menjadi salah satu agenda Rapimnas yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat.

Ia menuturkan, salah satu strategi untuk mengembangkan organisasi sampai tingkatan basis yang dilakukannya adalah memperkuat komunikasi dan jejaring sehingga bisa setiap fihak dapat menceritakan kiat sukses atau memberi solusi untuk menutupi kelemahan yang lain.

Dikatakannya, mengajak berorganisasi remaja sekarang cukup sulit karena kecenderungan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan atau ke mall, apalagi harus keluar duit. "Mereka yang mau berorganisasi harus benar-benar ikhlas atau memiliki latar belakang keluarga yang mendidiknya untuk aktif di NU sejak kecil," paparnya.

Beragam Minat

Ia menambahkan, para kader IPPNU juga memiliki keragaman minat, mulai dari kepanduan, pecinta alam, jurnalistik, konseling Palang Merah Remaja (PMR) dan lainnya. Ia juga berusaha menyalurkan kader-kader tersebut sesuai dengan bidang yang diminatinya.

Seringkali, terdapat pilihan berat yang harus ditempuh, ketika menyalurkan seorang kader pada bidang tertentu, waktu yang mampu diberikan pada organisasi menjadi semakin berkurang.

“Saya memikirkan arah teman-teman ke mana, rata-rata pengurus kalau di tingkatan pusat kan guru, terserah, mereka mau masuk ke birokrasi atau apa, tergantung orangnya,” paparnya. (mkf)


Terkait